Pakar Sebut Penanganan Kasus Ongen Bentuk Abuse of Power
jpnn.com - JAKARTA -- Pengamat hukum pidana dari Universitas Tandulako, Palu, Sulawesi Tengah, Zainuddin Ali mengatakan penanganan kasus pemilik akun Twitter @ypaonganan, Yulianus Paonganan alias Ongen menunjukkan abuse of power penguasa.
Ia menegaskan apa yang dilakukan oleh penyidik sebagai bentuk kesewenangan terhadap warga negara yang memiliki hak secara hukum.
Menurutnya, hal itu bisa dilihat dari lamanya proses pengusutan kasus oleh Bareskrim Polri. Pengusutan sudah menginjak waktu 60 hari namun berkas belum juga dilimpahkan kepada kejaksaan.
Karenanya, ia menegaskan, daripada tak cukup bukti lebih baik Polri melepaskan doktor maritim lulusan IPB itu. Menurutnya, sudah selayaknya Ongen dilepaskan dari segala sangkaan.
"Jika memang tak cukup bukti, polisi harus legowo membebaskan Ongen," tegas Zainuddin, Sabtu (13/2).
Dia menjelaskan kekuasaan yang tak didasari hukum adalah kesewenangan-wenangan, arogan, otoriter. "Dan hukum diintervensi kekuasaan adalah angan-angan dan khayalan," kritik Zainuddin.
Pengamat hukum tata negara Margarito Kamis berharap agar penyidik menghentikan pengusutan kasus Ongen jika memang dirasakan kurang bukti. "Jika memang tak cukup bukti bebaskan saja Ongen supaya dia bisa berkarya menciptakan drone bagi kepentingan bangsa dan negara," kata Margarito.
Seharusnya, lanjut dia, Polri bersikap adil dalam kasus Ongen. Jika pengusutan kasus ini berlarut-larut, dikhawatirkan akan muncul kesewenang-wenangan. (boy/jpnn)
JAKARTA -- Pengamat hukum pidana dari Universitas Tandulako, Palu, Sulawesi Tengah, Zainuddin Ali mengatakan penanganan kasus pemilik akun Twitter
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Jaksa Agung ST Burhanuddin Soal Jaksa yang Terlibat Judol Hanya Iseng-Iseng, Astaga!
- Pordasi Era Kepemimpinan Aryo Djojohadikusumo Siap Kirim Atlet ke Olimpiade LA 2028
- Menteri Hukum Lantik Widodo Jadi Dirjen AHU, Tekankan Supremasi Hukum yang Transparan
- Mendes Yandri dan Mensos Gus Ipul Teken MoU, Siap Berkolaborasi Entaskan Kemiskinan
- Trisya Suherman: Lukisan Go Green Taruparwa Bisa jadi Penyemangat Para CEO
- Seniman Papua Bawa Pesan Ekologis di Jakarta Biennale 2024