Pakar Soroti Ekonomi Bangka Belitung yang Anjlok, Singgung Kasus Korupsi Timah

jpnn.com, JAKARTA - Akademisi sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung (UBB) Devi Valeriani mengatakan bahwa pertumbuhan laju ekonomi di Bangka Belitung sangat dipengaruhi oleh sektor timah.
Menurut dia, penurunan ekspor timah yang mendominasi sekitar 80 persen dari total ekspor provinsi sangat memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.
Hal itu diungkapkannya berhubungan dengan kasus dugaan korupsi sebesar Rp 300 triliun yang disebut memberikan dampak besar terhadap ekonomi provinsi tersebut.
"Pada Januari 2024, nilai ekspor hanya mencapai 29,79 juta US Dolar atau turun 82,55 persen dibandingkan Desember 2023 yang mencapai 170,64 juta US Dolar. Disinyalir penurunan ekspor ini, karena tidak adanya ekspor timah selama Januari 2024," ucap Devi dalam keterangannya, dikutip Senin (21/10).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Bangka Belitung, sektor pertambangan dan penggalian terkontraksi hingga 10,09 persen secara tahunan (Y-on-Y) pada triwulan pertama 2024, melanjutkan tren penurunan dari triwulan sebelumnya.
Kondisi itu diperparah oleh konflik antara PT Timah dan mitra-mitranya yang memicu anjloknya ekspor.
Devi juga menjelaskan bahwa pengusutan kasus korupsi oleh Kejagung semakin memperburuk situasi ekonomi di Bangka Belitung.
Konflik yang melibatkan PT Timah dan mitra-mitranya tidak hanya memicu penurunan ekspor, tetapi juga berdampak langsung pada ribuan pekerja yang terlibat dalam industri timah, mengancam penghidupan mereka.
Devi Valeriani mengatakan bahwa pertumbuhan laju ekonomi di Bangka Belitung sangat dipengaruhi oleh sektor ekspor timah.
- Jaksa KPK Mengakui Delik Perkara Hasto Bukan terkait Kerugian Negara
- 5 Berita Terpopuler: Daftar 31 Dubes yang Dilantik Prabowo Wow, Ada Politikus PDIP, Apa Saran Hasan Nasbi?
- Kabar Terbaru Kasus Korupsi SPPD Fiktif DPRD Riau, Siap-siap Saja
- 15.086 Warga Binaan Muslim di Jatim Diusulkan Dapat Remisi Khusus Idulfitri
- RUU BUMN Mewujudkan Peran yang Lebih Optimal
- Ketum GPA Minta Kejagung Transparan soal Duit Sitaan Kasus Duta Palma