Pakar Soroti Ekonomi Bangka Belitung yang Anjlok, Singgung Kasus Korupsi Timah

Pakar Soroti Ekonomi Bangka Belitung yang Anjlok, Singgung Kasus Korupsi Timah
Kerugian negara sebesar Rp 300 triliun pada korupsi timah harus dikaji ulang. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Kita bisa mengasumsikan berdasarkan data terdapat 33 smelter dan 30 eksportir Timah di Bangka Belitung, dengan jumlah variatif tenaga kerjanya. Sehingga sangat terdampak signifikan ketika goncangan terjadi pada bidang pekerjaannya terhadap tenaga kerja,” kata dia.

Ketergantungan masyarakat terhadap sektor timah sangat besar, sekitar 80 persen ekonomi daerah bergantung pada sektor ini.

Ketika terjadi masalah pada sektor tersebut, dampaknya terasa hingga menyebabkan pengangguran meluas.

Berdasarkan data, dari Februari 2023 hingga Februari 2024, terjadi penurunan jumlah pekerja di sektor pertambangan dan penggalian sebesar 34.760 orang.

Hal ini memicu berbagai efek negatif lainnya, seperti menurunnya daya beli masyarakat dan meningkatnya angka kriminalitas.

"Rendahnya daya beli berarti rendahnya konsumsi, yang sangat beririsan selanjutnya dengan produksi," jelasnya.

Adapun, Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), Budihardjo Iduansjah, mengungkapkan bahwa daya beli masyarakat di Bangka Belitung menurun drastis.

"Di Bangka lagi turun karena di wilayah yang mengandalkan sumber daya alam, ketika industrinya lagi turun ya ikutan turun juga perekonomiannya," ujar Budihardjo Iduansjah.

Devi Valeriani mengatakan bahwa pertumbuhan laju ekonomi di Bangka Belitung sangat dipengaruhi oleh sektor ekspor timah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News