Pakistan Tak Sabar Tunggu Presiden Baru
Minggu, 07 September 2008 – 10:16 WIB
Rabu (3/9) Zardari telah mengritik serangan yang terjadi. Dia menyebut bahwa serangan itu dilakukan pasukan asing yang berada di Pakistan itu memang sengaja menjadikan tempat persembunyian Taliban sebagai target serangan. Pada kesempatan itu, Zardari juga menunjukkan simpatinya kepada AS dan negara-negara lain yang telah menjadi sasaran serangan teroris. Sejatinya, kata dia, mereka mengalami nasib sama. Karena, Pakistan pun tidak henti-hentinya menjadi sasaran serangan ekstrimis.
Baca Juga:
Meskipun demikian ada juga anggota parlemen yang terang-terangan tidak mau memilih Zardari. Apalagi, lanjut Munir Khan Orakzai, pimpinan kubu parlemen anti Zardari, serangan yang terjadi merupakan bukti nyata bahwa pemerintah baru telah gagal mewujudkan perdamaian di Pakistan.
Kritik lain dilontarkan Zafar Ali Shah. Anggota parlemen Pakistan Muslim League-Nawaz's (PML-N) yang dimotori mantan PM Nawaz Sharif ini menegaskan bahwa Pakistan harus tegas kepada Amerika. Dia meminta agar pemerintah berani berkata ’’ Cukup’’ kepada mereka. ’’Dan kami tidak mau membantu bila kau terus membunuh rakyat kami,’’ kata dia. Dengan begitu, perang anti terorisme yang digalakkan Amerika bisa-bisa malah berubah menjadi perang melawan Pakistan.
Tentang masalah ini, juru bicara PPP mengutuk keras. Dia pun meminta agar para korban dan keluarganya menerima kompensasi. (AP/IANS/dia)
ISLAMABAD – Kursi presiden Pakistan saat ini memang kosong. Rakyat tentu tak sabar menanti siapa yang akan menjadi pemimpin mereka selanjutnya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Darurat Militer Gagal, Presiden Korsel Hadapi Pembalasan Oposisi
- Di Tengah Gempuran Rusia, 75 WNI Masih Bertahan di Ukraina
- Mulai Bulan Depan, Vape Jadi Barang Haram di Vietnam
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS
- Puluhan Anggota Legislatif Inggris Desak Pemerintah Sanksi Israel
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina