Paksa Siswi Muslim Lepas Jilbab, Satpam McDonald's Dipecat
jpnn.com, LONDON - Manajemen restoran cepat saji, McDonald's mengambil tindakan tegas. Tanpa ampun, seorang satuan pengaman (Satpam) dipecat lantaran diduga melakukan tindakan diskriminasi kepada seorang siswi muslim.
Pihak McDonald's melakukan pemecatan setelah aksi satpam tersebut diketahui publik secara meluas. Video insiden pemaksaan lepas jilbab viral di media sosial sesaat setelah peristiwa itu terjadi.
The Guardian melaporkan, peristiwa pemaksaan lepas jilbab itu terjadi di cabang McDonald’s di Seven Sisters Road, di Holloway, London Utara baru-baru ini.
Dalam video, satpam terlihat jelas memerintahkan seorang siswi muslim yang tak disebutkan identitasnya untuk melepaskan jilbabnya sebelum dia mengizinkannya dilayani.
Namun, gadis berusia 19 tahun itu menolak. Ia mengatakan pada penjaga bahwa dia tidak siap untuk melepaskan jilbabnya dan menyebut satpam itu telah melakukan ‘kejahatan kebencian’.
“Kenapa saya tidak bisa masuk ke McDonald's? Karena saya memakai jilbab?” katanya.
“Saya sangat terkejut sekarang. Saya telah tinggal di Inggris selama 19 tahun dan ini adalah pertama kalinya saya menghadapi jenis diskriminasi ini. Saya tidak akan pernah masuk ke McDonald's lagi,” tegas gadis yang memilih untuk tetap anonim dikutip The Guardian.
“Saya pikir, ‘Ini akhirnya terjadi pada saya’. Sepertinya harus banyak hijabi. Itu tidak terasa nyata karena saya telah melihat begitu banyak video seperti ini dan akhirnya terjadi pada saya dalam kehidupan nyata. Aku sangat tak percaya,” ujarnya.
Pihak McDonald's melakukan pemecatan setelah aksi satpam tersebut diketahui publik secara meluas karena viral di media sosial.
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan