Pakta Iraq Menuai Kritik
Selasa, 18 November 2008 – 03:25 WIB
BAGHDAD – Kabinet Iraq baru saja memperbaharui pakta keamanan dengan AS. Isinya menyangkut perpanjangan ijin tinggal pasukan AS hingga tiga tahun mendatang, yakni 2011. Nota kesepatan itu telah ditandatangi Menteri Luar Negeri Iraq, Hoshiyar Zebari, dan duta besar AS untuk Iraq, Ryan Crocker, di Baghdad, Senin (17/11). Namun, belum lagi “distempel” parlemen, sejumlah kritik menampik keputusan itu, baik dari dalam maupun luar negeri. Kritik tajam justru dikumandangkan oleh negera tetangga Iraq, Syria. Pakta keamanan yang baru saja ditandatangani petinggi Iraq dan AS itu disindir sebagai “penghargaan untuk di penjajah”. ’’Tak seharusnya si penjajah diberikan penghargaan atau hadiah. Sebaliknya, mereka (AS) seharusnya minta maaf atau bermacam kerusakan yang sudah dibuatnya (di Iraq),’’ ujar Menteri Informasi Syria, Mohsen Bilal, kepada AP.
Secara bersama, pengikut ulama syiah terkemuka, Moqtada al-Sadr, kubu sunni arab dan Front Accordance (Front pemerhati kesepakatan), menyesali keputusan tersebut. Seharusnya, menurut mereka, keputusan menyangkut masa depan Iraq itu, harus dilakukan bersama publik dalam sebuah referendum. ’’Saya serukan pada parlemen Iraq sekali lagi untuk menolak pakta ini tanpa ragu-ragu, karena sama artinya menjual bangsa Iraq dan rakyatnya,’’ kata Sadr.
Sementara golongan sunni menetang pakta itu dengan alasan yang berlawanan. Tanpa Amerika mereka merasa bisa meraih kejayaan diantara mayoritas populasi Syiah, dibelakang itu, bangsa Iran. Namun blok sunni terbesar di Parlemen, Tawafiq, suaranya terpecah. Seperempat dari anggotanya menyatakan akan menyetujui pakta itu nanti di parlemen, dan sebagian besar lain dari Partai Islam Iraq (IIP) akan menolak pakta tersebut dan membawanya ke dalam referendum.
Baca Juga:
BAGHDAD – Kabinet Iraq baru saja memperbaharui pakta keamanan dengan AS. Isinya menyangkut perpanjangan ijin tinggal pasukan AS hingga tiga
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan