Palestina Terus Menderita, Dukungan Amerika Tak Ada Dampaknya

Palestina Terus Menderita, Dukungan Amerika Tak Ada Dampaknya
Aksi Bela Palestina. Foto: Ricardo/dok.JPNN.com

Apa yang dikemukakan Raz tentu juga menjadi pandangan banyak kalangan di tataran global.

Tanpa perdamaian, Israel sendiri akan selalu dibayang-bayangi ancaman roket-roket yang diluncurkan oleh kelompok-kelompok garis keras, seperti Hamas, yang membuat warga negara dan pemimpin di Israel tak nyenyak dalam tidur mereka.

Jika solusi perdamaian antara Palestina dan Israel tercapai, konsekuensi ikutannya juga akan cukup masif. Setidaknya banyak-bayang kekhawatiran di kubu Israel atas ancaman nuklir Iran akan mereda --kalau bukan sirna sama sekali.

Sejak 2014, pertemuan di tingkat pejabat tinggi antara Israel dan Palestina yang ditengahi AS berhenti. Pertemuan di Kota Ramallah antara Gantz dan Abbas itu tentu mendapat restu dari Bennett.

Gantz, yang merupakan ketua partai sentris, mengatakan kepada Abbas bahwa Israel akan menempuh langkah-langkah untuk memperkuat ekonomi Palestina.

Pembicaraan Abbas dan Gantz itu juga menjadi momen penting di tengah terbentuknya konstelasi politik Timur Tengah yang ditandai oleh kesepakatan normalisasi relasi antara Israel dan sejumlah negara Arab, di bawah dukungan AS.

Pascakabinet Netanyahu, pemerintahan baru Israel mencakup bongkar pasang dari partai-partai yang membentang dari paling kiri hingga paling kanan dan untuk pertama kalinya melibatkan faksi Islam kecil.

PM Bennett, yang juga ketua partai ultranasionalis, yang anti Palestina merdeka, senantiasa dirundung kesulitan setiap harus mengambil keputusan kebijakan yang sensitif mengenai konflik Israel.

Harapan akan sebuah penyelesaian damai yang langgeng dengan terbentuknya negara Palestina tampaknya tidak akan terwujud dalam waktu dekat.

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News