Paling Agresif, Delta Sudah Sampai Papua Barat
jpnn.com, MANOKWARI - Satuan tugas COVID-19 Papua Barat mencatat sudah 12 kasus warga yang terpapar varian Delta.
Satgas pun meminta seluruh warga memperketat protokol kesehatan termasuk menggunakan dua lapis masker.
"Dari 26 sampel yang diperiksa di Balitbangkes, 12 di antaranya teridentifikasi sebagai kasus baru mutasi virus corona varian Delta B1617.2 di Papua Barat per 31 Juli 2021," kata Juru bicara Satgas COVID-19 Papua Barat Arnold Tiniap, Selasa (3/8) malam.
Ahli epidemiologi ini mengatakan bahwa varian Delta memiliki tingkat penularan lebih cepat, sehingga protokol kesehatan (prokes) harus lebih diperketat dengan dua masker, serta pembatasan pergerakan masyarakat.
"Tidak ada pilihan lain, selain perketat protokol kesehatan, sebisa mungkin dengan dua masker. Serta yang terpenting ialah membatasi aktivitas masyarakat karena virus varian Delta ini mengikuti pergerakan orang," ujar dokter Arnold Tiniap.
Dari laporan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes) per 31 Juli 2021 diketahui bahwa pemeriksaan 26 spesimen melalui Whole Genome Sequence (WGS), ditemukan 12 kasus varian Delta di Papua Barat.
Data tersebut dilampirkan Balitbangkes melalui situs litbang.kemkes.go.id.
Arnold menjelaskan, varian Delta paling diwaspadai, karena memiliki tingkat penularan yang tinggi dan agresif.
Arnold menjelaskan, varian Delta harus diwaspadai, karena memiliki tingkat penularan yang tinggi.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kemendagri Dukung Vitalis Yumte Perihal Proyek Perubahan ‘Kitong Pantau Otsus’
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- PAFI Membantu Masyarakat Manokwari Mendapatkan Akses Obat-Obatan
- Cheroline Siap Perjuangkan Aspirasi Masyarakat Papua Barat Lewat Komisi XII DPR
- MRP Papua Barat Daya Laporkan KPU ke DKPP Atas Dugaan Pelanggaran Kode Etik