Paling Pedas

Oleh: Dahlan Iskan

Paling Pedas
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - BARU kali ini saya ke Tiongkok lewat Bali. Terbang dulu ke Bali. Turun di Guangzhou. Kemarin.

Jatuhnya lebih murah. Sedikit. Pun dibanding dari Jakarta ke Guangzhou. Pun ditambah harga tiket dari Jakarta ke Bali.

Paling Pedas

Baca Juga:

Awalnya saya heran. Begitu banyak orang kulit putih di ruang tunggu pesawat Nan Hang di gate dua Ngurah Rai. Aneh. Orang kulit putih dari Bali ke Guangzhou. Siapa mereka.

Sebegitu menariknyakah Guangzhou bagi orang kulit putih. Sampai sepertiga penumpang Bali-Guangzhou itu berkulit putih.

Saya boarding duluan. Tengah malam. Tempat duduk saya di depan. Dekat koridor. Saya bisa melirik setiap penumpang yang lewat di sebelah kursi saya.

Baca Juga:

Saya lirik paspor orang-orang kulit putih itu. "Oh...," kata saya dalam hati. Itu paspor Rusia. Lalu ada juga paspor Ukraina.

Saya baru sadar: jarak Moscow-Bali bisa lebih dekat lewat Guangzhou. Tinggal lurus ke tenggara. Transit di Guangzhou. Pasti juga lebih murah. Lebih singkat waktunya.

Bentuk Denza sangat mirip Alphard-nya Toyota. Luarnya. Dalamnya. Yang beda adalah teknologinya. Denza ini mobil listrik. Begitu banyak layar dalam mobil ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News