PAM Jaya dan Palyja Sepakat Selesaikan Shortfall
jpnn.com, JAKARTA - PAM Jaya menandatangani kesepakatan dengan Palyja terkait penyelesaian shortfall.
Shortfall adalah kondisi ketika realisasi lebih rendah dibandingkan dengan target yang ditetapkan.
Permasalahan shortfall Palyja terjadi karena adanya rekomendasi BPKP Perwakilan DKI Jakarta pada 2009, yang meminta Internal of Return (IRR) PKS dalam perjanjian kerja sama penyediaan air antara PAM Jaya dan kedua mitra diturunkan.
Atas kesepakatan tersebut, PAM Jaya meminta kedua mitra untuk melakukan renegoisasi, yang hasilnya Aetra setuju untuk menurunkan IRR dari 22 persen menjadi 15,82 persen.
Sementara Palyja belum bersedia menurunkan IRR, sehingga PAM Jaya membekukan water charge (imbalan) Palyja sejak 2010.
“Palyja mengajukan klaim kekurangan pendapatan atas pembekuan imbalan kepada PAM Jaya sebesar Rp 10 triliun, dan kemudian kami meminta fasilitasi penyelesaian kepada Jaksa Pengacara Negara Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta,” ucap Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin, Kamis (15/12).
Kemudian tercapai kesepakatan, shortfall Palyja diselesaikan melalui dana proyek yang dibekukan dalam rekening escrow (reserve account) senilai Rp 481 miliar.
Menurut Arief, perhitungan capaian IRR dengan memperhitungkan penambahan dana reserve account sejumlah Rp 481 miliar, masih di bawah nilai Master Agreement Aetra sebesar 15,82 persen.
PAM Jaya menandatangani kesepakatan dengan Palyja terkait penyelesaian shortfall
- PAM Jaya Naikkan Tarif Air 2025, Pelanggan Ini Tak Akan Terkena
- Tarif Air Bersih PAM Jaya Bakal Naik pada 2025
- PAM Jaya Pasang Pompa Alkon, Masyarakat Bilang Begini soal Dampaknya
- Francine Widjojo Mendesak PAM Jaya Menunda Kenaikan Tarif Air
- PAM Jaya Maksimalkan Kinerja Pompa Sedot untuk Distribusi Air Bersih
- Setelah 38 Tahun, Warga Kebon Kosong Jakarta Pusat Dapat Nikmati Layanan Air PAM