Pameran Kartun di Canberra Tampilkan Satir Politik Australia dan Dunia
Hak untuk memprovokasi, mengejek dan menyindir adalah tema dari pameran kartun politik terbaik Australia 2015 di Museum Demokrasi Australia, Canberra.
Tahun lalu, ketika para kartunis menjadi sasaran dalam sebuah serangan, ada 80 kartun yang dihasilkan 39 seniman Australia yang kini ditampilkan dalam pameran ‘Behind The Lines’.
Banyak sketsa menangkap reaksi kartunis terhadap serangan Charlie Hebdo, yang menewaskan sejumlah satiris di Paris pada bulan Januari.
Salah satu kartun yang dipilih kurator Tania Cleary digambar oleh kartunis Canberra Times, David Pope, beberapa jam setelah pembunuhan tersebut.
Kartun itu menggambarkan sebongkah senjata yang berdiri di atas tubuh seorang kartunis, dengan kata-kata "ia yang mulai duluan".
Tania mengatakan, kartun itu cepat tersebar ke seluruh dunia.
"Ia menggambar itu sesaat setelah tragedi di Paris berlangsung. Ini memiliki dampak besar di media sosial ... Itu benar-benar menunjukkan secara singkat kekuatan senjata pembunuh terhadap seseorang cukup polos yang menggambar kartun,” jelasnya.
Untuk mengenang tragedi Charlie Hebdo, pameran ‘Behind The Lines’ 2015 tak memberi penghargaan ‘Kartunis Tahun Ini’.
Hak untuk memprovokasi, mengejek dan menyindir adalah tema dari pameran kartun politik terbaik Australia 2015 di Museum Demokrasi Australia, Canberra. Tahun
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat