Pamian Siregar: Indonesia Harus Serius Kembangankan Industri BBO di Dalam Negeri

Pamian Siregar: Indonesia Harus Serius Kembangankan Industri BBO di Dalam Negeri
Pamian Siregar, Direktur Utama PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia yaitu anak usaha PT Kimia Farma Tbk. Foto source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Permasalahan Bahan Baku Obat (BBO) menjadi perhatian Pamian Siregar untuk melakukan penelitian disertasi dalam menyelesaikan studi pada program Doktoral Managemen Bisnis di Sekolah Bisnis IPB University.

Penelitian dengan judul 'Model dan Strategi Pengembangan Industri Bahan Baku Obat (BBO) di Indonesia' berhasil dipertahankan dihadapan Komisi Promosi pada Sidang Promosi Terbuka Program Doktor (S3) di Sekolah Bisnis IPB University Bogor pada Rabu (26/2).

Pamian Siregar saat ini menjabat Direktur Utama PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia yaitu anak usaha PT Kimia Farma Tbk, yang bergerak dalam produksi BBO dan merupakan pionir industri BBO di Indonesia.

Menurut Pamian, urgency pengembangan industri BBO di Indonesia jauh lebih tinggi, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar, mencapai 280 juta dan menjadi negara nomor 4 terbesar di dunia.

"Indonesia harus serius melakukan pengembangan industri BBO di dalam negeri karena resikonya sangat tinggi apabila menggantungkan masa depan kesehatan dan ketersediaan obat untuk penduduk yang sangat besar tersebut kepada negara lain," katanya.

Penelitian berhasil menganalisis berbagai permasalahan dan tantangan pengembangan industri BBO di Indonesia. Tantangan utama adalah profitabilitas industri BBO di Indonesia rendah, masuk dalam kualifikasi industri yang tidak menarik (unfavorable) sehingga tidak attractive untuk investasi.

Untuk itu dibutuhkan model dan strategi yang dapat meningkatkan ekosistim industri untuk peningkatan keekonomian industri.

Pamian mengusulkan model pengembangan industri BBO di Indonesia menggunakan kombinasi pendekatan ketahanan (resiliency) dan pendekatan ekonomi.

Pamian mengusulkan model pengembangan industri BBO di Indonesia menggunakan kombinasi pendekatan ketahanan (resiliency) dan pendekatan ekonomi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News