PAN Dukung Prabowo Jadi Capres, Kenang Perjuangan Selama 10 Tahun
jpnn.com, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) resmi mendukung Ketum Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres 2024.
Momen deklarasi ini dilakukan di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (13/8).
Ketum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas dalam sambutannya mengungkapkan alasan mendukung Prabowo Subianto sebagai capres.
"Kenapa PAN mengambil keputusan itu (mendukung Prabowo)? Kami sudah sepuluh tahun bareng-bareng dengan Pak Prabowo, kalau tinggal sedikit, kenapa tidak sabar?" kata Zulhas.
Dia meyakini perjuangan itu bisa tuntas dengan adanya PKB yang telah terlebih dahulu mendukung Menteri Pertahanan itu.
"Kami meyakini perjuangan sepuluh tahun itu akan tuntas karena kami hari ini sudah bersama Gus Muhaimin Iskandar. Sekali lagi saya gembira karena Cak Imin wajahnya kelihatan berbinar-binar," lanjutnya.
Menteri Perdagangan itu juga mengatakan Indonesia punya peluang emas menuju Indonesia Maju dan dibutuhkan pemimpin yang tepat untuk mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka.
"Peluang kita tidak banyak, tetapi kita punya peluang emas karena ada bonus demografi. Pak Presiden mengatakan pada 2024 sampai 2038 itulah peluang emas Indonesia. Oleh karena itu, kalau kami bisa punya pemimpin yang tepat, cita-cita Indonesia merdeka dan seratus tahun Indonesia merdeka menjadi negara atau menjadi Indonesia yang maju insyaallah bisa kami capai," jelasnya.
Ketum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas dalam sambutannya mengungkapkan alasan mendukung Prabowo Subianto sebagai capres.
- Setelah Bertemu Prabowo, Jokowi Ngobrol Rahasia dengan Paslon di Pilwakot Solo Ini
- Menhum Sebut Jakarta Masih Tetap Ibu Kota Negara, Pindah ke IKN Kapan?
- Bertemu Prabowo dan Jokowi, Ahmad Luthfi Ungkap Pesan yang Disampaikan
- Permintaan Pakar Intelijen Kepada TNI-Polri Terkait Kunjungan Presiden Prabowo ke Luar Negeri
- Presiden Prabowo Terima Surat Kepercayaan 7 Duta Besar Negara Sahabat
- Kementrans Bakal Revitalisasi Kawasan Transmigrasi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi 8%