PAN Ingin Capres Koalisi Berbasis Popularitas
Senin, 26 Desember 2011 – 14:55 WIB
JAKARTA - Sejak resmi mendeklarasikan Hatta Rajasa sebagai capres, Partai Amanat Nasional (PAN) semakin aktif melontarkan wacana yang berkaitan dengan pilpres. Misalnya, soal model koalisi partai politik dalam mengusung pasangan capres-cawapres. Sebaliknya, dalam Pilpres 1999, PDIP sebagai partai pemenang pemilu tidak berhasil memenangkan Megawati dalam pertarungan di MPR. Justru Abdurrahman Wahid yang memperoleh suara terbanyak. Taufik menegaskan, mungkin anomali serupa akan terjadi pada pilpres 2014 sekalipun mekanismenya sudah pilpres langsung.
Sekjen DPP PAN Taufik Kurniawan berpandangan, dalam membangun koalisi, posisi capres tidak otomatis diberikan kepada partai politik yang perolehan suaranya lebih besar. Pertimbangan utama sebaiknya tetap berdasar tingkat elektabilitas atau tingkat keterpilihan seorang kandidat di mata masyarakat pemilih. "Masyarakat sekarang ini lebih memilih figur," kata Taufik di Jakarta.
Baca Juga:
Menurut Taufik, perilaku pemilih sangat unik. Terkadang ada pemilih yang suka dengan seorang figur, namun tidak ke partai politiknya. Fenomena itu dialami oleh PAN pada Pemilu 2004. Ketika itu PAN hanya memperoleh suara sekitar tujuh persen. Namun, Amien Rais yang berduet dengan Siswono Yudohusodo mampu mendekati 15 persen.
Baca Juga:
JAKARTA - Sejak resmi mendeklarasikan Hatta Rajasa sebagai capres, Partai Amanat Nasional (PAN) semakin aktif melontarkan wacana yang berkaitan dengan
BERITA TERKAIT
- Janji Robinsar Fajar di Debat Perdana, Beri Kesetaraan Disabilitas & Bangun Youth Center
- Adinda Lebu Raya Fokus Untuk Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
- Dukung Langkah Prabowo Selamatkan Sritex, Komisi VII DPR Bakal Lakukan Ini
- Hadir Konsolidasi PDIP di Yogya, Hasto: Pilkada Momentum Mengubah Peta Politik
- Pilkada Kebumen 2024, Pengamat: Visi dan Misi Lilis-Zaeni Mudah Diterima Masyarakat
- GPN RI Deklarasi Dukung Ridwan Kamil-Suswono, Siap Bantu Meraih Kemenangan 1 Putaran