Panama Cari Kuburan Massal Korban Aksi Brutal Tentara AS 32 Tahun Lalu
jpnn.com, PARAMARIBO - Sejumlah kantong jenazah telah dikeluarkan dari kuburan massal di Panama dalam upaya mencari korban jiwa akibat invasi AS di Panama pada 1989, kata pejabat setempat pada Kamis (14/10).
Operasi militer itu menelan jiwa 300 warga sipil dan menandai berakhirnya kediktatoran Jenderal Manuel Noriega.
Selama lima tahun, keluarga korban telah meminta pencarian jenazah kerabat mereka yang tewas, sebagian besar dimakamkan di kuburan massal.
Jaksa Agung Geomara Guerra mengatakan sejauh ini empat kantong jenazah telah ditemukan di permakaman Monte Esperanza di kota Colon.
"Kami berencana terus melakukan penggalian dan melihat seberapa banyak kantong jenazah di sana," kata dia kepada reporter.
Mayat-mayat itu ditemukan masih di dalam kantong yang sama yang didistribusikan tentara AS untuk pemakaman, kata dia.
Para pejabat tahun lalu mulai melakukan penggalian jenazah di permakaman lain bernama Jardin de Paz dan menemukan 30 jenazah tanpa identitas.
Penggalian lalu dihentikan akibat pandemi.
Pada 1989 tentara Amerika Serikat (AS) melakukan aksi brutal yang menewaskan ratusan warga Panama
- Amerika Memilih Presiden Baru, Pakar: RI Harus Beradaptasi, Kirim Dubes Berkualitas
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Survei Indikator: China Dipersepsikan sebagai Kawan Terdekat Indonesia
- Berlari dalam Suhu Dingin & Terpaan Angin, Misbakhun Capai Finis Chicago Marathon 2024
- Israel Siapkan Serangan Besar terhadap Republik Islam Iran, Amerika Ikut Dilibatkan
- Amerika Berjanji Tidak Akan Biarkan Israel Jadikan Lebanon seperti Gaza