Panas, Bawaslu Tambah Pengawas dari Luar Jakarta
Dalam hal ini, calon pemimpin yang akan terpilih lahir dari dan untuk rakyat, yakni calon yang merepresentasikan keinginan bersama dan kepentingan seluruh rakyat Jakarta.
"Karena itu pula, seluruh permasalahan yang masih mengganjal dan menjadi polemik sebaiknya diselesaikan dengan cepat dan tepat. Kualitas Pilkada DKI Jakarta mempertaruhkan demokrasi sejati yang kita idam-idamkan," ujarnya.
Setnov berharap melalui pilkada, masa depan kehidupan yang lebih baik akan dihasilkan. Setnov juga berharap proses pemungutan suara hari ini bisa menjamin keterlibatan seluruh warga dalam kesempatan untuk memberi suara di TPS.
"Sehingga mampu menjadi contoh yang baik bagi Pilkada di daerah-daerah lainnya di seluruh Indonesia," ujarnya.
Dalam hal ini, kualitas Pilkada DKI Jakarta akan sangat bergantung pada kedewasaan dan kematangan dalam menjalani proses demokrasi. Partisipasi dan keterlibatan yang didasarkan atas rasionalitas.
"Bukan atas dasar mobilisasi ataupun paksaan, akan menjadi variabel penting dalam menjamin hasil Pilkada DKI Jakarta," tandasnya.
Di sisi lain, Wakil Presiden Jusuf Kalla menganggap pengerahan massa dari luar kota untuk mengawal Pilkada DKI Jakarta tidak perlu dilakukan.
Dia meminta para pemilih yang telah datang mencoblos untuk pergi lagi ke tempat pemungutan suara (TPS) pada siang hari ini (19/4).
Tensi pemungutan suara Pilkada DKI putaran kedua hari ini yang diprediksi panas, membuat Bawaslu mengambil langkah yang tidak biasa.
- Bagja Tak Setuju Bawaslu Jadi Lembaga Ad Hoc, Begini Alasannya
- Selama 2024, DKPP Pecat 66 Penyelenggara Pemilu
- 6 Langkah Bawaslu Antisipasi Pengawas Meninggal Dunia Saat Pilkada
- Massa AMPD Geruduk Bawaslu Minta Segera Turun Tangani Pilgub Sumsel
- Wamendagri Ribka Pastikan Pelaksanaan Tahap Lanjutan Pilkada Papua Tengah Sesuai Jadwal
- Pilgub Jakarta 2024, Bawaslu DKI Tangani 13 Laporan Termasuk Kasus Dugaan Politik Uang