Panas Menyengat di Pakistan, Rumah Persemayaman Jenazah Kewalahan
Dampak serius hawa panas itu memaksa pemerintah provinsi memberlakukan status darurat pada seluruh rumah sakit di Sindh. ”Kami melarang seluruh dokter dan staf medis cuti dari pekerjaan mereka. Kami juga meningkatkan pasokan obat-obatan di seluruh rumah sakit,” papar Saeed Mangnejo, pejabat kesehatan di tingkat provinsi.
Hawa panas yang membuat warga Karachi tak berdaya itu sebenarnya cukup jarang terjadi. Selama lebih dari tiga dekade terakhir, baru kali ini suhu udara di kota pelabuhan tersebut mencapai 45 derajat Celsius.
”Ini rekor baru di Karachi setelah temperatur 47 derajat Celsius pada 1979,” tulis Badan Meteorologi Pakistan. Lembaga itu meramalkan, suhu udara akan berangsur normal dalam hitungan hari.
Kendati demikian, pemerintah tetap mengimbau warga untuk tidak berada di luar rumah terlalu lama. Sebisanya warga harus menghindari terik matahari. Mereka juga diimbau menggunakan pelindung saat berada di luar rumah. ”Banyak-banyak minum air dan gunakan pakaian tipis yang berbahan katun untuk mengurangi panas,” kata Jamali.
Kemarin Perdana Menteri (PM) Nawaz Sharif memperingatkan perusahaan-perusahaan pembangkit listrik di seluruh Pakistan untuk menjamin pasokan bagi warga.
”Saya tidak akan menoleransi adanya pemadaman listrik pada bulan Ramadan ini,” tandasnya. Tapi, karena suhu ekstrem, listrik di beberapa kawasan Karachi sempat padam selama beberapa waktu. (AP/AFP/bbc/hep/c10/ami)
KARACHI – Hingga Senin (22/6), 148 nyawa melayang karena suhu ekstrem di Pakistan sejak akhir pekan lalu. Terutama di kawasan selatan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer