Panas Menyengat Ternyata Akibat Angin Kering dari Australia

jpnn.com, BANYUWANGI - Suhu panas di wilayah Banyuwangi, Jatim cukup menyengat tiga hari terakhir. Kondisi tersebut ternyata dipengaruhi angin timur dari Benua Australia.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mencatat, suhu sekitar wilayah Banyuwangi mencapai angka rata-rata 33 derajat Celsius.
Prakirawan BMKG Banyuwangi Agung Dwi Nugroho menyatakan, cuaca panas terjadi hingga dua hari ke depan.
Penyebabnya, sejak 26 Februari, berembus angin kering dari wilayah Australia. Angin tersebut melewati Banyuwangi.
''Ada perubahan gradian angin. Kalau angin dari wilayah barat, biasanya suhu cenderung dingin dan ada banyak hujan. Tapi, ini dari angin timuran yang kering sehingga cuaca terasa panas,'' jelas Agung.
Kondisi itu juga memengaruhi intensitas hujan di wilayah yang dilewati angin timuran. Menurut Agung, saat ini di wilayah Australia juga mengalami musim kering.
''Yang paling terasa panas di wilayah dataran rendah. Intensitas hujannya berkurang. Tapi, di wilayah dataran tinggi seperti Kecamatan Licin dan Glagah masih berpotensi hujan lokal,'' imbuhnya.
Meski saat ini berada dalam musim hujan, angin timuran tersebut berdampak pada berkurangnya uap air. Dengan begitu, jika turun hujan, durasinya hanya singkat. Tapi, debitnya tinggi.
Sejak 26 Februari berembus angin kering dari wilayah Australia dan melewati wilayah Banyuwangi.
- Cuaca Ekstrem Berlanjut di Jateng hingga 15 Maret, Ramadan Waspada Bencana
- Waspada, BMKG Ungkap Wilayah Indonesia yang Berpotensi Diguyur Hujan Hari Ini
- Gubernur Herman Deru Ikuti Rakor Bersama Mendagri Secara Virtual, Bahas 2 Hal Penting
- BMKG Ungkap Penyebab Hujan hingga Cuaca Ekstrem Akhir-Akhir Ini
- BMKG Beri Peringatan Dini Cuaca Ekstrem, Ini Wilayah yang Terdampak
- Bibit Siklon Tropis Muncul, BMKG Beri Sinyal Potensi Cuaca Esktrem