Panas! Trump Minta Erdogan Berhenti Menyebar Kebohongan
jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan Turki agar tidak merusak tujuan bersama mereka di Syria. Peringatan terkait operasi militer Turki di wilayah Arfin disampaikannya dalam perbincangan telepon dengan Presiden Recep Tayyep Erdogan, Selasa (23/1) lalu.
Operasi Ranting Zaitun yang diluncurkan Turki memang telah membuat hubungan kedua negara renggang. Pasalnya, operasi militer itu menyasar kelompok militan Kurdi, YPG yang merupakan sekutu AS dalam mengamankan wilayah perbatasan Syria.
Dalam pembicaraannya, Trump mendorong Erdogan untuk menahan diri dan membatasi aksi pasukannya. Dia khawatir ulah Turki akan menambah berat penderitaan warga sipil Syria.
"Beliau (Trump) mengatakan, jangan sampai jumlah warga sipil yang mengungsi tambah banyak." Demikian potongan sinopsis pembicaraan Trump dengan Erdogan yang dirilis Gedung Putih.
Trump pun berharap situasi memanas ini tidak sampai menyebabkan konflik terbuka antara militer kedua negara. Saat ini ada sekitar 2 ribu personel militer AS di wilayah Syria.
Presiden ke-45 AS itu sempat menggunakan bahasa yang cukup keras kepada Erdogan saat membicarakan kondisi hubungan kedua negara. Dia meminta counterpart-nya itu untuk menghentikan retorika bohong soal AS.
"Presiden Trump menyampaikan keresahannya terkait retorika palsu dan merusak dari Turki, juga soal warga negara AS dan pegawai lokal yang masih ditahan oleh pemerintah Turki," tulis pihak Gedung Putih. (aljazeera/dil/jpnn)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi peringatan keras kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Redaktur & Reporter : Adil
- Erdogan Disebut Walk Out Saat Prabowo Berpidato, Begini Penjelasan Mayor Teddy
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Mayor Teddy Bantah Erdogan Walk Out Saat Prabowo Pidato, Ini Penjelasannya
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Erdogan Walk Out saat Presiden Prabowo Pidato, Kemlu: Itu Hal yang Lumrah
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time