Pancasila dan Ketahanan Negara
Oleh: Laurens Ikinia - Wakil Direktur Institute of Pacific Studies Universitas Kristen Indonesia, Jakarta
Dalam semangat perayaan Hari Lahir Pancasila, Indonesia perlu melihat kembali sejauh mana bangsa ini sudah berjalan. Salah satu pengaruh yang mendefisit norma, nilai, dan spirit adalah pengaruh globalisasi yang sulit dibendung.
Roh perjuangan founding fathers sekiranya dipahami generasi penerus bangsa dan dimaknai dalam kehidupan sehari-hari.
Terlepas dari tafsiran atau pemaknaan nilai-nilai Pancasila yang telah dibukukan atau didokumentasikan putra-putri bangsa, penulis hendak membagikan beberapa catatan reflektif dengan harapan menjadi bahan renungan bersama.
Berikut ini beberapa pemikiran yang hendak menjadi catatan bangsa, negara dan pemerintah Indonesia dalam menghidupi falsafah negara.
Pertama, meneguhkan nilai kebenaran, moral, dan religius berlandaskan nilai-nilai ketuhanan agar bangsa Indonesia tidak hanyut dalam pengaruh pandangan sekularisme barat.
Kedua, menegakkan kembali marwah pers sebagai pilar keempat demokrasi dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Praktik pers yang baik akan mengurangi efek penyebaran informasi yang tidak benar, hoaks, dan informasi yang mengikis nilai-nilai toleransi.
Ketiga, menyeleksi dan menyaring pengaruh gaya hidup kapitalis negara-negara barat dan timur yang mengancam norma agama, kesopanan, dan hukum.
Pancasila adalah falsafah prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara dan ideologi geopolitik bangsa dalam membangun persaudaraan dunia.
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Kumpul Bareng Komunitas Tionghoa di PIK, Ridwan Kamil Gaungkan Toleransi
- Ahmad Muzani Ungkap Cerita Prabowo Terbitkan PP 47 Hapus Utang Rakyat: Amanat Pancasila
- Presiden Prabowo dan Tantangan Aktualisasi Pancasila
- Kemanusiaan yang Adil dan Beradab jadi Landasan Egi-Syaiful Membangun Lamsel
- Hari Kesaktian Pancasila, dari Beleid Menteri Panglima Angkatan Darat ke Keputusan Pejabat Presiden