Pancasila dan Perdamaian Dunia
Oleh: Surya Fermana
War on teror, Perang di Ukraina dan perang dagang adalah bagian dari reaksi kontra reaksi terhadap gerakan universalisatis liberalisme Barat.
Indonesian tidak pernah terlepas dari dampak pertarungan-pertarungan besar tersebut.
Runtuhnya Orde Lama, munculnya Orde Baru, Reformasi, maraknya terorisme dan separatisme bagian dari dampak benturan ideologi dan peradaban.
Indonesia masih bisa bertahan eksis karena Pancasila yang sudah mengakar pada bangsa Indonesia.
Hingga saat ini bangsa Indonesia masih menghadapi derasnya arus liberalisasi-hedonisme dan ideologi transnasional sebagai dampak dari globalisasi dan terbukanya ruang cyber.
Dampak buruk dari masuknya ideologi impor itu adalah menjauhkan bangsa Indonesia dari nilai Pancasila yang moderat dan terjerumus dalam sikap ekstrem.
Dalam spektrum ideologi, ada dua ekstrem yaitu Kanan (Far Right) dan Kiri (Far Left).
Ekstrem kanan sikap sangat berlebihan terhadap identitas komunal seperti ras, agama, bangsa, dan suku.
Sudah seharusnya kita memperkuat internalisasi Pancasila untuk menghadapi gejolak internasional dan domestik bahkan menjadi solusi bagi perdamaian dunia.
- Kumpul Bareng Komunitas Tionghoa di PIK, Ridwan Kamil Gaungkan Toleransi
- Ribuan Warga Memeriahkan Gebyar Budaya, Husain Alting Sjah Ingatkan Perdamaian di Atas Segalanya
- Ahmad Muzani Ungkap Cerita Prabowo Terbitkan PP 47 Hapus Utang Rakyat: Amanat Pancasila
- Perdamaian Guru Supriyani Berujung Pemecatan Ketua LBH HAMI Konsel, Kok Bisa?
- Presiden Prabowo dan Tantangan Aktualisasi Pancasila
- KTT Asia Timur Tegaskan Komitmen Jaga Perdamaian, Stabilitas, dan Kemakmuran Kawasan