Pancasila Sakti

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Pancasila Sakti
Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, Jakarta Timur. Monumen tersebut merupakan penanda tentang peristiwa G30S/PKI. Foto: Ricardo/JPNN.com

Tidak ada tafsir lain, tidak ada pengamalan lain, dan tidak boleh ada pedoman lain.

Dengan senjata Pancasila, Soeharto menjatuhkan Soekarno, sang penggali dan penemu Pancasila. 

Rezim Orde Lama Soekarno dianggap telah menyelewengkan Pancasila, dan Orde Baru Soeharto muncul sebagai koreksi terhadap Pancasila versi Soekarno. 

Soekarno memperkenalkan demokrasi terpimpin dengan memakai Pancasila sebagai kedok. 

Soeharto memperkenalkan demokrasi Pancasila dengan mempergunakan Pancasila sebagai tameng rezim otoritarianismenya.

Dua rezim yang memonopoli Pancasila itu jatuh oleh gerakan massa. 

Monopoli interpretasi terhadap Pancasila menghasilkan penyelewengan yang justru sangat jauh dari nilai-nilai dasar Pancasila. 

Sebagai ideologi yang terbuka dan inklusif, Pancasila tidak bisa didaku oleh satu kelompok saja dan kemudian melakukan eksklusi terhadap kelompok lain.

Sebagai ideologi yang terbuka dan inklusif, Pancasila tidak bisa didaku oleh satu kelompok saja dan kemudian melakukan eksklusi terhadap kelompok lain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News