Pandai Mainkan Emosi, Sukses Belah Oposisi
Minggu, 01 Mei 2011 – 01:19 WIB
"Sebagian armada yang dimanfaatkan tentara Saleh berpatroli di langit kota-kota besar Yaman dan memburu oposisi berasal dari pemerintahan Obama. Itu termasuk dalam paket bantuan militer USD 83 juta (sekitar Rp 710 miliar) yang dikucurkan AS ke Yaman," papar Nick Turse, sejarawan yang mengajar di Radcliffe Institute, Harvard University, AS.
Menurut dia, sejak awal 2011 Pentagon (Departemen Pertahanan AS) mengirimkan bantuan militer bertahap ke Yaman. Selain dalam bentuk uang tunai, bantuan tersebut meliputi armada udara. Di antaranya, helikopter jenis Bell UH-1Hs atau Huey II, Huey terbaru seperti yang digunakan pasukan penembak AS dalam Perang Vietnam.
Pentagon juga memberikan pelatihan kepada beberapa pilot dan teknisi Yaman terkait perlengkapan militer yang baru saja dikirim. Sebanyak 12 pilot Angkatan Udara (AU) Yaman dan 20 teknisi pesawat menjalani pelatihan di fasilitas Bell di Alliance, Texas. "Itu bentuk sederhana dukungan AS terhadap kediktatoran Saleh," tuding Turse.
Kendati bantuan AS itu hanya bagian kecil dari senjata militer Yaman, negara-negara Timur Tengah menyesalkan keterlibatan pemerintahan Obama. Ironisnya, beberapa hari setelah AS mengucurkan bantuan itu ke Yaman, Obama pidato soal kebebasan. "Saya yakin nilai-nilai fundamental AS juga ada di negara lain. Yakni, kebebasan berbicara, kebebasan berpendapat, kebebasan mengakses internet, dan berkomuninasi," kata Obama.
SANAA - Di mata para analis politik, semakin hari Presiden Ali Abdullah Saleh kian pandai mempermainkan emosi rakyat di Yaman. Terutama, kelompok
BERITA TERKAIT
- Pengelolaan Perbatasan RI-PNG Jadi Sorotan Utama di Sidang ke 38 JBC
- Bertemu PM Pakistan, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan
- 13 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kapal di India Bagian Barat
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya