Pandemi COVID-19 dari Balik Kaca Laboratorium
Untuk mengerjakan proses pemeriksaan, Labkesda Jabar menggunakan lima mesin real time PCR, dua di antaranya merupakan bantuan dari Pemda Provinsi Jabar lewat APBD. Selain itu, terdapat pula satu alat automatic extraction (ekstraksi) milik Unpad yang digunakan di Labkesda Jabar.
Teranyar, dengan pembelian 20 ribu reagen serta satu alat ekstraksi oleh Pemda Provinsi Jabar dari Korea Selatan, Ema yakin hasil pemeriksaan sampel swab terduga COVID-19 bisa lebih cepat dan banyak.
"Hasil lab ini penting untuk perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan pada penanganan COVID-19 misal untuk sampel positif dapat menentukan tindak lanjut therapy, perputaran ruang isolasi, rawat inap di rumah sakit, atau kepulangan pasien. Keterlambatan di lab akan berpengaruh terhadap antrean (pasien) di rumah sakit, jadi jika hasil lab lebih cepat, tepat dan teliti, bisa langsung digunakan oleh RS, tracing/pelacakan, penyelidikan epidemiologi ataupun pihak lain yang berkaitan," kata Ema.
"Kami sangat bersyukur dengan adanya bantuan dari Pemprov Jabar karena akan sangat bermanfaat bagi masyarakat Jabar. Apalagi dengan akan adanya mesin ekstraksi, akan menambah kecepatan dari hasil proses pemeriksaan di laboratorium," tambahnya.
Adapun per Rabu 8 April 2020, Labkesda Jabar sudah menerima 2.128 sampel terduga COVID-19 yang masuk, 1.642 di antaranya sudah mendapatkan hasil yaitu 209 positif dan 1.433 negatif. Sisanya, 486 sampel masih dalam antrean alias mengalami bottle neck.
"Ketika alat ekstraksi ditambah, kami akan cepat mencari SDM untuk membantu proses pemeriksaan dan pengolahan data sehingga diharapkan rumah sakit maupun Dinas Kesehatan bisa cepat mendapatkan hasil untuk tindakan selanjutnya," kata Ema.
Sementara itu, Penanggung jawab Laboratorium Mikrobiologi Labkesda Jabar dr. Ryan Bayusantika R. Sp.PK,. MMRS. mengatakan, sarana prasarana di Labkesda Jabar sudah maksimal untuk menghadapi pandemi COVID-19 khususnya di Jabar.
"Ada lima mesin real time PCR konvensional dan dua alat ekstraksi di sebuah laboratorium untuk menghadapi pandemi menurut saya optimal. Yang ada di kami juga sama seperti yang digunakan di Korea Selatan, Jerman, Amerika Serikat, jadi ini sudah paling maksimal," kata Ryan.
COVID-19 betul-betul menjadi pandemi, dari Asia ke Eropa, dari Afrika ke Amerika, dan menginfeksi lebih dari satu juta orang juga menjadi kematian bagi hampir 90 ribu pasien di dunia.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Prabowo Mau Maung Pindad Jadi Mobil Dinas Gubernur, Bey: Tunggu Arahan Pusat
- Detik-detik Gedung Sate Diguncang Gempa, Pegawai Loncat dari Ruang Setda
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya