Pandemi COVID-19 Buka Banyak Kesempatan Kerja Bagi Warga Difabel di Australia

Tapi saat pandemi terjadi, dia melihat banyaknya lowongan kerja yang bisa dilakukan dari rumah.
Bulan Februari lalu dia mendapatkan kerjaan paruh waktu dengan sebuah perusahaan hemat energi.
"Saya betul-betul merasa senang," katanya.
"Saya merasa memberikan kontribusi, saya merasa saya memberikan sesuatu tidak saja untuk saya sendiri, tapi juga untuk keluarga."
Ibu dari dua anak yang tinggal di Adelaide, ibu kota Australia Selatan, mengatakan dengan bekerja dari rumah dia bisa mengatur ritme kehidupannya yang diwarnai dengan masalah kejang-kejang, sakit, rasa capek dan kesulitan bergerak karena MS yang dialaminya.
Samantha mengalami rasa sakit di bagian kanan tubuhnya, yang bisa membuatnya tidak bisa bergerak bila tidak memantau dengan saksama apa yang dilakukannya.
"Ketika rasa kesemutan muncul membuat saya akan sulit melakukan pergerakan," katanya.
"Itulah makanya kalau saya harus mengendarai ke tempat kerja, melakukan pekerjaan selama delapan jam sehari, lima hari seminggu, maka semuanya akan sulit dilakukan."
Pandemi ternyata telah membuka pintu kesempatan bagi warga difabel di Austarlia untuk bisa mendapat kerja
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia