Pandemi Covid-19, Pengusaha Pernak-Pernik Imlek Bangkrut
Erni mengatakan, pembelian baju Cheongsam sebelum adanya pandemi Covid-19 bisa mencapai ratusan potong. Namun, pada Imlek tahun ini hanya puluhan yang bisa terjual. Penurunan penjualan bahkan mencapai 90 persen.
“Misalnya, kalau imlek tahun 2019 bisa laku 2 ratus hingga 3 ratus baju, sekarang sepi. Paling terjual 50 potong saja sudah bagus,” katanya.
Pada kondisi normal, kata Erni, menjelang Imlek pasti ada pesanan yang masuk dari kantor, hotel, perbankan dan sejumlah tempat wisata di Kota Batu.
"“Karena pandemi ini ya, tidak boleh ada kegiatan apa-apa. Jadi, tidak ada pesanan baju sama sekali, hanya mengandalkan penjualan dari lapak,” ujarnya.
Kata Erni, pasokan baju Imlek yang dia jual berasal dari Jakarta. Namun, baju yang dijual saat ini merupakan stok lama yang dijual kembali karena proses produksi berhenti.
“Baju anak-anak harga Rp55 ribu sampai Rp125 ribu tengantung bahan kainnya. Sedangkan baju dewasa dulunya Rp110 ribu, sekarang naik Rp125 ribu. Kalau baju anak-anak masih ada saja yang beli, baju dewasa ini yang pembelinya menurun drastis,” katanya. (ngopibareng/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Para perajin pernak-pernik Imlek gigit jari karena tahun ini tak banyak pesanan akibat pandemi covid-19.
Redaktur & Reporter : Natalia
- AHF Indonesia Dorong Peran Asia dalam WHO Pandemic Agreement
- Dana Penanganan Covid-19 di Sumbar Diduga Dikorupsi, Belasan Saksi Diperiksa
- Waspada Covid Kembali, Kemenkes Imbau Masyarakat Terapkan Hidup Sehat dan Terapkan Prokes
- Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run Siap Kembali Manjakan Para Runner
- Tren Pemulihan Ekonomi Makin Solid Setelah Pandemi Covid-19 Berlalu
- Akademisi UI Terbitkan Buku Evaluasi Efektivitas PPKM dalam Penanganan Pandemi Covid-19