Pandemi Komunis

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Pandemi Komunis
Ilustrasi - Varian baru COVID-19, Omicron. Foto: Ricardo/JPNN.com

Menurut Zizek, pandemi ini menjadi tonggak kemenangan komunisme baru dan mau tidak mau para pemimpin dunia harus mengadopsi sistem komunisme baru itu.

Tata dunia baru atau ‘’the new world order’’ versi kapitalisme lahir setelah ambruknya komunisme. Sekarang telah lahir ‘’the new world order’’ tata dunia baru yang baru pascapandemi.

Pandemi membawa tata politik baru, tata ekonomi baru, dan tata sosial baru. Praktik-praktik sosial yang sebelumnya lazim dilakukan sekarang tidak bisa lagi diterapkan. Di masa pandemi, kita bahkan dilarang bersentuhan dengan orang-orang yang kita sayangi. Di masjid dan di tempat peribadatan bahkan tidak bisa lagi saling bersalaman apalagi berangkulan.

Di masa sebelum pandemi, cinta diwujudkan dalam ciuman, pelukan, atau menunjukkan respek dengan berjabat tangan. Setelah ada pandemi, kita bahkan harus menjauhkan diri dari orang-orang terdekat kita.

Kita tidak bisa lagi dengan bebas berdekatan dengan kerabat. Setidaknya kita harus menjaga jarak 1,5 meter dari kerabat. Konsep kerabat, yang secara harfiah berarti dekat, harus diubah karena pandemi.

Kini, mencintai ditunjukkan dengan menjauhi secara fisik. Virus mungil itu telah mengubah tabiat manusia dan menjungkirkan budaya kita 180 derajat.

Dalam bukunya ‘’Pandemic!: Covid-19 Shakes the World’’ (2021) Zizek mengungkap kepanikan global akibat pandemi yang mengakibatkan keguncangan di berbagai sektor kehidupan manusia.

Zizek melihat masa depan manusia setelah pandemi dengan melihat gejala-gejala yang kini tengah terjadi. Ia menyimpulkan tatanan dunia baru yang baru pascapandemi akan menganut sistem komunisme baru.

Harapan untuk kembali ke normal pada 2022 harus disimpan dahulu. Entah kapan pagebluk ini berakhir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News