Pandemi Membuat Orang Australia Makin Religius atau Malah Meninggalkan Agamanya
Jumlah orang yang diidentifikasi sebagai non-religius juga meningkat pada tahun 2021, menjadi 39 persen atau 10 juta orang, naik dari 30 persen pada tahun 2016.
Bagi Satara, meninggalkan agama dan kepercayaannya itu telah membuatnya "terbuka terhadap apa pun".
Dia mengaku saat ini melihat "Tuhan dari sudut pandang yang berbeda" dan bukan melalui pandangan Kristen tradisional.
"Saya menyadari bahwa tidak apa-apa jika tidak lagi melihat Tuhan secara jelas. Saya pikir itu adalah sesuatu yang sebenarnya cukup indah," jelasnya.
Tak lagi menganut agama
Meskipun banyak warga Australia yang tidak lagi menganut satu agama, mereka mulai bersikap terbuka terhadap keyakinan orang lain.
Pada tahun 2021, sebuah penelitian yang dilakukan oleh McCrindle menemukan bahwa hampir setengah penduduk Australia sangat atau sangat terbuka untuk percakapan spiritual tentang pandangan yang berbeda.
Keterbukaan ini dirasakan langsung oleh Satara.
Untuk mencari jawaban, dia menulis surat kepada dua tokoh Kristen terkemuka, mantan Uskup Agung Canterbury, Rowan Williams, dan Kepala Gereja Episkopal, Uskup Michael Curry.
Pandemi COVID-19 mengubah relasi sejumlah warga Australia dengan agama mereka. Ada yang meninggalkan agamanya, ada pula yang justru semakin religius
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan