Pandemi, Perusahaan Berpacu Garap Digitalisasi
jpnn.com, JAKARTA - Founder dan Presiden Komisaris Wartaekonomi Fadel Muhammad mengatakan, Covid-19 telah membuat semua orang terbiasa melakukan transaksi digital.
Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya transaksi digital banking selama masa pandemi.
Digitalisasi dianggap mumpuni, pasalnya di tengah keterbatasan aktivitas fisik, pelaku usaha bisa terus menjalankan bisnisnya tanpa tatap muka.
"Dari laporan BI, pada Juni nilai transaksi digital banking tumbuh 66,4% yoy sebesar Rp3100 triliun. Ini tidak hanya di bank yang tumbuh tapi juga asuransi dan berbagai usaha keuangan yang lain," ujar Fadel dalam acara Indonesia Financial Top Leader Award 2021.
Senada dengan Fadel, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, di masa pandemi penggunaan transaksi digital kini semakin digemari, bahkan transaksi via ATM yang dulu sangat populer saat ini sudah mulai ditinggalkan.
"ATM yang dulu populer sekarang menurun penggunaannya cuma 13%, cabang yang dulu 40% sekarang 0,8%. Jadi 86% lebih itu sudah digitalize apakah itu dalam bentuk mobile banking, internet banking dan super apps kita yang baru smuanya digitalisasi," tutur Jahja.
Selain transaksi digital, BCA juga terus melakukan adaptasi dan proses bisnis ke arah digital guna mempertahankan kinerja di tengah pandemi.
Tak hanya BCA, sejumlah pelaku usaha perbankan juga melakukan hal yang sama.
Di masa pandemi penggunaan transaksi digital kini semakin digemari, bahkan transaksi via ATM yang dulu sangat populer saat ini sudah mulai ditinggalkan.
- Berkat Digitalisasi, Bank Mandiri jadi 'The Strongest Bank in Indonesia 2024'
- Apresiasi Kinerja BNI, Ketua Komisi XI DPR: Ini adalah Bukti Inisiatif Digitalisasi
- OttoDigital dan Bank Index Berkolaborasi Tingkatkan Digitalisasi Finansial & Kepuasan Pelanggan
- Karyawan Bank Lampung Bobol ATM, Rp 800 Juta Raib
- Teknologi Peruri Graph Analytic Bantu Amankan Data BPR-BPRS
- ASDP Terus Memperkuat Digitalisasi, Masyarakat Kini Makin Mudah Beli Tiket via Ferizy