Panen Padi Lahan Tadah Hujan di Gunungkidul
jpnn.com, GUNUNGKIDUL - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) tidak hanya berkewajiban untuk menyebarluaskan hasil inovasi teknologi terbaru.
Namun, juga berperan dalam pelestarian sumber daya genetik lokal terutama yang memiliki potensi untuk dikembangkan.
Seperti terlihat di Yogyakarta, Kamis (4/1). BPTP Yogyakarta bersama Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi dan Kepala Dinas Pertanian Gunungkidul serta Komandan Kodim 0730/Gunungkidul melakukan panen padi varietas lokal yaitu Segreng di lahan tadah hujan seluas 30 Ha di Kecamatan Girisubo.
Segreng adalah varietas lokal beras merah yang mayoritas digunakan oleh petani di wilayah kering seperti Girisubo.
Varietas ini diminati oleh para petani karena memiiki umur pendek (genjah) yaitu 100 hari panen, tahan kekeringan, tahan hama serta mempunyai harga jual yang lebih tinggi dari beras lain yaitu mencapai Rp. 6.400/kg gabah kering.
Varietas Segreng ini juga biasa ditanam menggunakan pola tumpangsari dengan jagung dan ketela pohon dan mempunyai rata-rata produktivitas 4,54 ton/Ha gabah kering panen.
Sementara, jika ditanam secara monokultur, varietas ini mampu mencapai provitas rata-rata sebesar 8,6 Ton/Ha.
Meski varietas lokal ini terlihat menjanjikan, panen di wilayah Girisubo ini hanya terjadi setahun sekali.
BPTP panen padi varietas lokal yaitu Segreng di lahan tadah hujan seluas 30 Ha di Kecamatan Girisubo.
- Bagaimana Cara Daftar Brigade Swasembada Pangan? Ini Penjelasan Kepala BPPSDMP Kementan
- Usut Kasus Korupsi Pengadaan X-Ray Kementan, KPK Panggil Sunarto Sulai
- Gelar Rapat Maraton, Mentan Amran Ingin Buat Lompatan Besar Menuju Swasembada Pangan
- Kementan Beri Pendampingan dan Penerapan Mekanisme ke Petani di Merauke
- Kementan Perkuat Integrasi Pelaku Usaha Dukung Daya Saing Produk Hortikultura Lewat Forum Ini
- Dukung Pangan Bergizi, Kementan Gelar Bimbingan Teknis Pemanfaatan Pekarangan