Panen Raya Dihadiri Pejabat, Petani Kompak Tolak Impor Beras

"Ini alat buat tanam baru langsung turun bibit. Lahan yang sudah dipanen kemarin bisa ditanam kembali," kata Winarto, salah satu petani yang ikut dalam panen raya itu.
Warga Desa Srikaton itu mengatakan, panen bisa dilakukan empat bulan sekali. "Kalau di sini sekitar enam ton bisa dipanen," katanya.
Winarto juga mengatakan, petani menolak rencana pemerintah impor beras. "Kalau impor tidak setuju. Karena baru wacana saja, harga gabah sudah turun," katanya.
Dia menjelaskan, harga gabah kering sebelum ada wacana impor mencapai Rp 5 ribu per kilogram. Sedangkan sekarang sudah turun menjadi Rp 4.500 per kilo.
"Stok juga mudah-mudahan tercukupi, sehingga tidak perlu impor," ungkapnya.
Salah satu petani lainnya, Andeng juga menolak rencana impor beras. "Kami tidak setuju. Harga kami jadi jatuh kalau ada impor," ungkapnya.
Dia meyakini stok beras mencukupi. Bahkan, kata dia, sampai saat ini saja belum semua sawah panen, tapi beras sudah banyak.
Sedangkan Zulkifli mendukung penolakan petani terhadap rencana impor beras. "Gara-gara mau impor sekarang tinggal Rp 4.500 per kilo. Oleh karena itu petani tolak impor beras," ujar ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini di lokasi.
Para petani Desa Srimulyo, Kecamatan Air Saleh, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan meneriakkan penolakan mereka terhadap rencana pemerintah mengimpor beras.
- Mentan: Pengamat Rugikan Negara Rp5 Miliar Bukan Sosok Asing, Guru Besar
- Tembus 1 Juta Ton, Bulog Tetap Optimalisasi Penyerapan Panen Raya 2025
- Bupati Sumedang Panen Raya Bersama Presiden Prabowo di Majalengka
- Amankan Serapan Gabah Pada Panen Raya, Bulog Lakukan Sewa Gudang
- Panen Raya 2025, Serapan Gabah Naik 2.000 Persen
- Prabowo Apresiasi Kinerja Bulog di Panen Raya 2025