Pangi Sebut Demokrasi dalam Bahaya Jika Terjadi Penundaan Pemilu
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menyebut demokrasi Indonesia sedang dalam bahaya menyusul adanya wacana penundaan Pemilu 2024..
Usulan penundaan pemilu tersebut sebelumnya disampaikan Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketum PAN Zulkifli Hasan.
Sementara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menerbitkan surat keputusan tentang hari dan tanggal pemungutan suara Pemilu Serentak Tahun 2024, yakni 14 Februari.
"Kita (bangsa, red) tidak boleh mundur kembali dari demokrasi," kata Pangi dalam pernyataannya pada Senin (7/3).
Dia menyebut demokrasi merupakan produk reformasi sehingga perlu diperjuangkan eksistensinya.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting itu mengatakan tidak ada rezim yang bisa bertahan tanpa legitimasi rakyat.
"Kalau rakyat menolak penundaan pemilu dan menolak penambahan masa jabatan presiden, itu sebetulnya sama dengan vitamin untuk memperkuat daya tahan tubuh," ucap Pangi.
Menurut dia, menunda pemilu akan menghilangkan kualitas demokrasi negara karena rakyat yang seharusnya berkuasa di Indonesia, bukan kuasa oligarki.
Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menyebut demokrasi Indonesia sedang dalam bahaya bila dilakukan penundaan Pemilu 2024.
- Duet Mahyeldi-Vasco Berpotensi Menang Telak, Unggul di 10 Kabupaten/Kota di Sumbar
- Mahyeldi Diinginkan Lagi Jadi Gubernur Sumbar versi Survei Voxpol
- Kader PDIP Lampung Serukan Tumbangkan Oligarki di Negara Demokrasi
- Suara PKS Tak Meningkat Drastis Setelah 10 Tahun jadi Oposisi, Begini Analisis Pengamat
- Perihal Ambang Batas Parlemen: Suara Rakyat Terbuang Sia-Sia
- Pemerintahan Prabowo-Gibran Rawan Disetir Oligarki