Pangkalan Udara Adisutjipto, Kawah Candradimuka Penerbang TNI-AU
Gagal Sejam Pelajaran, Langsung Out
Minggu, 10 Juli 2011 – 08:08 WIB

Komandan Skuadron Pendidikan 104 Mayor (pnb) Indan Gilang Boldansyah di Lanud Adisucipto (30 Juni 2011). Foto : Ridlwan/ Jawa Pos
Fasilitas di Skadik 104 juga cukup lengkap. Ada Simulator Flight Matic asal Amerika Serikat yang dibuat pada 1981. Walaupun sudah cukup tua, alat itu masih bisa digunakan untuk menguasai teknik dasar terbang. "Ini persis seperti kokpit pesawat aslinya," ungkapnya.
Ada pula alat bernama Flight Training Device. Itu merupakan alat terbaru yang dimiliki Skadik 104 yang dioperasikan sejak 2005. Dengan alat yang ditaksir seharga sekitar Rp 400 juta per buah tersebut, calon pilot bisa merasakan suasana langsung seperti di dalam pesawat secara real time. Ada layar di depan kokpit yang persis seperti kondisi di udara. Termasuk, peta suasana daratan yang sama persis dengan yang dilihat dari langit. "Coba Anda terbang memutari Jogja, variasikan ketinggian dan kecepatan pesawat," katanya sembari mempersilakan Jawa Pos.
Perwira muda kelahiran 1973 tersebut menjelaskan, di antara 100"120 lulusan AAU, yang bisa menjadi penerbang hanya 27"33 orang. "Berarti, sekitar 25 persen," ungkapnya. Yang lain akan dibagi dalam cabang-cabang TNI-AU lainnya. Misalnya, pasukan khas (paskhas), polisi militer (PM), teknik (tek), elektronika (lek), dan navigator (nav).
PSDP ditempuh selama 30 bulan, sedangkan sekolah penerbang perwira remaja (alumnus AAU) ditempuh selama 14 bulan. Setelah lulus pendidikan, mereka bisa memakai identitas seorang penerbang di belakang pangkat yang disingkat Pnb.
TIDAK setiap lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) otomatis langsung bisa menerbangkan pesawat. Calon-calon "Gatotkaca" itu harus menempuh
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu