Pangkostrad Ajak LDII Berkolaborasi Atasi Permasalahan Air Bersih di Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Maruli Simanjuntak menyoroti akan terjadinya kelangkaan air bersih di beberapa wilayah Indonesia.
Maruli menyampaikan hal tersebut saat bertemu DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Markas Kostrad pada Selasa (18/10).
Dia menjelaskan persoalan ketersediaan air akan menjadi masalah global, termasuk di Indonesia, sebagai dampak dari perubahan iklim.
“Pertama, kami mengapresiasi LDII telah berkembang cukup luas dengan dengan tersebar hampir 500 kota/kabupaten di Indonesia. Dengan adanya pertemuan ini, kami ingin berkolaborasi dengan LDII untuk membantu mengatasi permasalahan pendistribusian air bersih di Indonesia,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, hampir di seluruh wilayah Indonesia memiliki permasalahan mengenai air. “Banyak dari masyarakat Indonesia masih mengandalkan sistem tadah hujan. Padahal, air yang ada di wilayah desa tersebut masih terus mengalir," ujarnya.
Saat menjadi Pangdam Udayana, Maruli juga melaksanakan program kerja terkait air, yang bermanfaat bagi ratusan ribu orang.
“Kami mencoba untuk mencari solusi di beberapa tempat yang kering sampai ratusan hektar tanah. Akhirnya, kami membuat bendungan dan sumur di wilayah yang sulit air, yakni di Bali, Nusa Tenggara Timur (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sukabumi.
Tidak hanya itu, prestasi dan pengalamannya selama penugasan sebagai tentara maupun di luar kedinasan cukup layak dicatat secara khusus.
Pangkostrad Letnan Jenderal (Letjen) TNI Maruli Simanjuntak menyoroti akan terjadinya kelangkaan air bersih di beberapa wilayah Indonesia.
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- PTPN IV PalmCo Bangun 7 Fasilitas Air Bersih di Daerah Terpencil
- Gus Sholeh: Indonesia Butuh Generasi untuk Masa Depan yang Gemilang dan Cerah
- PNM Peduli Masa Depan Sehat Jadi Salah Satu Cara Mewujudkan SDG's
- Realitas Utang
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'