Panglima Bisa Disangka Sedang Mencari Simpati Publik

Panglima Bisa Disangka Sedang Mencari Simpati Publik
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menghadiri Sidang Tahunan MPR Tahun 2017, Jakarta, Rabu (16/8). Sidang beragendakan penyampaian pidato kenegaraan Presiden Jokowi dalam rangka HUT RI ke 72. Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe menilai sangat wajar jika pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo soal pemesanan lima ribu pucuk senjata api menuai kontroversi.

Pasalnya, pernyataan tersebut menyangkut isu yang sangat sensitif. Apalagi dikemukakan jelang Pemilu 2019.

Selain itu, akhir-akhir ini sejumlah isu juga mengemuka, misalnya terkait pro kontra pemutaran kembali film G 30 S/PKI. Panglima TNI diketahui juga ikut mengomentari hal tersebut.

"Jadi saya pikir wajar jika pernyataan Panglima TNI masih menjadi perdebatan publik dengan beragam interpretasi," ujar Ramses di Jakarta, Senin (25/9).

Menurut Ramses, interpretasi yang paling banyak mengemuka, Gatot Nurmantyo sedang melakukan manuver politik untuk menciptakan simpati publik terkait Pemilu Presiden 2019 mendatang.

"Sebab di depan mata ada pemilihan presiden. Jadi bisa saja pernyataan itu untuk mendapat simpati publik," ucapnya.

Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini menilai, sekecil apa pun pernyataan seorang pejabat negara tentu berdampak secara luas. Apalagi pernyataan itu menyangkut hal yang kontroversial.

"Dalam konteks pesan tentu berpengaruh dan publik bisa saja menginterpretasinya secara beragam tergantung melihat dari sudut mana," katanya.

Pernyataan panglima TNI soal pemesanan senjata ilegal berpotensi menimbulkan beragam interpretasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News