Panglima: Jangan Samakan dengan Operasi Woyla
jpnn.com - JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memahami kekhawatiran keluarga korban penyanderaan, pasukan Filipina tak mampu menyelamatkan anggota keluarga mereka. Pasalnya, meski telah sekian lama berlalu, operasi yang dilakukan tak juga membuahkan hasil yang positif.
"Saya paham, kalau saya jadi keluarga juga khawatir, waktunya lama dan sampai sekarang belum ada kepastian, saya kira itu bisa dipahami bersama," ujar Gatot, Sabtu (23/4).
Namun demikian, bagaimanapun juga kata Gatot, sampai saat ini pasukan TNI belum dapat melakukan operasi penyelamatan. Mengingat bukan berada di wilayah Indonesia.
"Jadi jangan samakan dengan operasi Woyla. Operasi Woyla (tahun 1981 lalu,red). Itu semua yang disandera ada di negara Indonesia. Kalau pesawat berbendera Indonesia, itu sama artinya dengan negara. Terus itu dapat izin dari pemerintah Thailand," ujar Gatot.
Menurut Gatot, begitu dapat izin dari pemerintah Filipina, pasukan TNI pasti akan langsung bergerak. Karena itu hingga saat ini Gatot masih berharap pemerintah Filipina tergerak hatinya dapat memberikan izin.
"Kalau dapat izin pasti bergerak, itu yang diharapkan. Kan kita (Indonesia,red) bukan negara agresor," ujar Gatot.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BPKP Usulkan Rancangan Kebijakan MRPN Lingkup Pemerintah Daerah
- Eks Tim Mawar Kenang Presiden Prabowo yang Rela Korbankan Diri demi TNI
- Polsek Tambusai Utara Ajak Warga di Desa Tanjung Medan Ciptakan Pilkada Damai
- AQUA dan DMI Berangkatkan Umrah bagi Khadimatul Masjid dari Enam Provinsi
- KPK Incar Pejabat BPK yang Terlibat di Kasus Korupsi Kemenhub
- PPPK Minta Regulasi Mutasi, Relokasi, dan TPP Rp 2 Juta, Berlebihankah?