Panglima Laot, Organisasi Penegak Hukum Adat Laut Aceh (1)
Dimotori Anak Muda Berpendidikan Tinggi
Sabtu, 02 Januari 2010 – 07:31 WIB
Di organisasi adat tersebut, pemegang tampuk kekuasaan tertinggi mendapatkan panggilan sama dengan lembaga itu: Panglima Laot. Pada abad ke-14, ketika Aceh masih diperintah raja, lembaga itu merupakan kepanjangan tangan sultan yang memerintah. Tugasnya, sebagai pemungut pajak. Kadang, panglima juga mendapat peran tambahan, memobilisasi rakyat untuk perang apabila kerajaan mendapatkan ancaman musuh.
Rakyat yang dikomando ya para nelayan itu. Dalam sejarah Aceh, Pahlawan Nasional Teuku Umar adalah Panglima Laot terakhir utusan Sultan Muhammad Daud Syah, raja Aceh terakhir. Perkembangan zaman membikin semuanya berubah. Perlahan terjadi pergeseran. Menurut budayawan Belanda Snouck Hurgronje, Panglima Laot bukan lagi kepanjangan tangan sultan.
Keberadaannya kini menjelma menjadi pemimpin adat yang mengatur tetek bengek praktik kenelayanan di pantai-pantai Aceh. Namun semasa penjajahan Belanda, keberadaan Panglima Laot seperti mati suri. Panglima Laot antara ada dan tiada.
Nah, sejak 2000, sejumlah panglima di pelabuhan-pelabuhan kecil Aceh berkumpul. Mereka menginginkan hukum adat laut di Aceh ditegakkan kembali. Akhirnya, terbentuklah Panglima Laot dari berbagai tingkatan. Mulai provinsi hingga struktur terendah tingkat kecamatan. "Panglima Laot sekarang lebih terorganisasi," jelasnya. Kini tercatat ada 173 Panglima Laot dalam berbagai tingkatan. (oki)
Hukum adat Aceh terjaga karena kiprah anak-anak muda. Melalui Panglima Laot, mereka bisa memobilisasi ribuan orang agar bekerja untuk pemulihan tsunami
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408