Panglima: TNI dan Polri Siap di Belakang Bawaslu

Panglima: TNI dan Polri Siap di Belakang Bawaslu
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memimpin upacara peringatan HUT ke-71 TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Rabu (5/10). Foto: Miftahul/Jawa Pos Ilustrasi by:

jpnn.com - jpnn.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku memperoleh informasi akan ada aksi unjuk rasa pada minggu tenang, jelang pemungutan suara pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2017, 15 Februari mendatang.

Menurut Gatot, aksi unjukrasa pada minggu tenang sah-sah saja. Asalkan tidak menyangkut pilkada.

"‎Demo enggak masalah, asalkan tidak menyangkut tentang pilkada. Makanya di situlah perlu Bawaslu benar-benar mengawasi agar semuanya tenang. Itu aja," ujar Gator di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemantapan Pelaksanaan Pilkada Serentak 2017 yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (31/1).

Menurut Gatot, jika benar nantinya aksi unjuk rasa pada minggu tenang berbau politis terkait pilkada, maka Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) perlu turun tangan.

"Jadi Bawaslu harus melarang. TNI dan Polri siap di belakang Bawaslu. ‎Perkembangan situasi kan begitu cepat, maka saya perintahkan kepada dandim, danrem, dan pangdam, apabila ada perkembangan situasi dan polisi meminta bantuan, bantu dulu baru lapor. Bukan lapor dulu baru bantu. Agar cepat dapat diatasi," tutur Gatot.

Sebelumnya diperoleh informasi Front Pembela Islam (FPI) berencana menggelar aksi doa bersama pada 11 Februari mendatang. Aksi akan diisi kegiatan longmarch di kawasan MH Thamrin.(gir/jpnn)


Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku memperoleh informasi akan ada aksi unjuk rasa pada minggu tenang, jelang pemungutan suara pemilihan


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News