Panglima TNI: Perang Saat Ini Singkat Tapi Daya Rusak Besar
jpnn.com - JAKARTA--Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, mengungkapkan bahwa saat ini telah terjadi perubahan paradigma militer di suatu negara. Konsep peperangan masa kini memiliki kecenderungan lebih mengutamakan perang yang berlangsung singkat dan cepat, namun dengan daya rusak senjata yang lebih besar.
"Kecenderungan tersebut lebih dipilih karena besarnya biaya yang harus ditanggung, durasi perang dan opini dunia internasional yang tidak suka melihat perang atau krisis yang berlangsung lama," kata Agus Suhartono saat memimpin Serah Terima Jabatan (Sertijab) Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI dari Mayjen TNI Hambali Hanafiah kepada Mayjen TNI Ridwan di Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Kamis (22/8/2013).
Dalam amanatnya, Panglima TNI mengatakan Asops Panglima TNI yang baru hendaknya meneruskan semua program dan kegiatan secara berkelanjutan dalam rangka memperbesar kesiapan operasional TNI, dihadapkan kepada setiap perubahan dan perkembangan lingkungan strategis, yang berpengaruh langsung pada sistem dan metode latihan serta penggunaan kekuatan TNI.
Diingatkannya, konstruksi militer dan pertahanan Indonesia saat ini belum sepenuhnya berlandaskan kondisi lingkungan strategis, perkembangan teknologi dan paradigma pertahanan masa kini yang sudah jauh berbeda. Situasi dunia pasca-perang dunia kedua, sudah jauh berbeda dengan paradigma serta pengalaman perang kemerdekaan 1945-1959 yang cenderung bersifat Linear dengan front yang jelas.
"Mencermati perkembangan yang berlaku beberapa waktu terakhir, perkiraan ancaman pada dua dekade ke depan kemungkinan terbesar lebih banyak berupa serangan terbatas terhadap beberapa center of gravity Indonesia oleh negara-negara tertentu yang mungkin kepentingannya terganggu, seperti adanya pihak-pihak yang merasa kebebasannya untuk bermanuver di perairan yurisdiksi Indonesia dibatasi, atau dari pihak yang mempunyai sengketa batas maritim dengan Indonesia. Selain itu, tidak dapat pula diabaikan potensi serupa oleh aktor non negara," ungkap Panglima TNI.
Karena itu, Panglima TNI berharap agar kinerja Asisten Operasi Panglima TNI mampu menghadirkan pemikiran kreatif dan cerdas dalam pencermatan lingkungan strategis, guna menemukan sejumlah operational challenges terhadap pencapaian ends atau tujuan yang telah ditetapkan. "Dalam merumuskan strategi militer nasional dihadapkan kepada capability-based planning dan interoperability dalam konteks arsitektur pertahanan Indonesia," imbuhnya. (fas/jpnn)
JAKARTA--Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, mengungkapkan bahwa saat ini telah terjadi perubahan paradigma militer di suatu negara. Konsep
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan
- Kapolri Ajak Pemuda Muhammadiyah Berantas Judi Online & Polarisasi Pilkada Serentak