Panglima TNI Tak Ingin Indonesia Seperti Uni Soviet dan Yugoslavia
jpnn.com - JATINANGOR - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengajak seluruh elemen bangsa senantiasa menjaga dan merawat kebhinekaan yang ada.
Terutama jangan sampai mengalami nasib seperti negara-negara yang dulunya besar, kini terpecah belah hanya karena perbedaan.
Contohnya seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.
"Saya ingatkan, Uni Soviet dulu negara adidaya yang kuat. Tapi dalam waktu singkat menjadi 15 negara karena perbedaan bahasa, agama. Karena ekonomi," ujar Gatot usai memberi ceramah pada ribuan praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jumat (16/12).
Panglima mengemukakan harapannya, karena di Indonesia juga begitu banyak perbedaan. Mulai dari agama, bahasa, suku, etnis, sampai warna kulit juga berbeda.
Meski demikian, Indonesia juga memiliki Pancasila sebagai dasar negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan yang mempererat berbagai perbedaan.
Karena itu penting tetap dipelihara dan dijaga bersama. Jika tidak Indonesia bisa bernasib seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.
"Indonesia sukunya beda, bahasanya beda, warna kulitnya beda, kondisi ekonominya berbeda, punya beribu pulau. Maka kalau tidak dijaga kebinekaan itu, maka (Indonesia) akan hancur. Ini saya jelaskan (pada praja IPDN,red), agar mereka tahu keadaan persis bangsa ini. Bahwa kekayaan alam Indonesia akan membuat iri negara lain," tutur Gatot.(gir/jpnn)
JATINANGOR - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengajak seluruh elemen bangsa senantiasa menjaga dan merawat kebhinekaan yang ada. Terutama
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Setujui Anggaran Tahap Kedua Rp 48,8 T, Presiden Pastikan Pembangunan IKN Berlanjut
- Kelanjutan Proyek IKN 2025, Prabowo Setujui Anggaran Sebanyak Ini
- 3 Warga Rempang yang Dijadikan Tersangka Belum Pernah Diperiksa Polisi
- 3 Warga Rempang Tersangka, Salah Satunya Lansia, LAM Siapkan Pengacara
- Mas AHY Membocorkan Sikap Presiden Prabowo soal Pembangunan IKN
- Pengecer LPG 3 Kg Diusulkan Menjadi Sub Pangkalan