Panja Mafia Anggaran Rawan Transaksi Kepentingan
Rabu, 27 Juli 2011 – 20:28 WIB
JAKARTA -- Menyikapi sorotan dugaan proses penganggaran dana stimulus infratruktur yang berakibat bocornya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), mendorong Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia berniat membentuk Panitia Kerja Anti Mafia Anggaran. Ronald yang ketika dihubungi masih berada di Papua itu menambahkan, setidaknya desain yang dimaksud mampu mendeteksi lebih awal virus-virus mafia anggaran. Menurut dia, adanya beragam kasus yang mengindikasikan bekerjanya mafia anggaran, yang salah satunya melibatkan (oknum) Anggota DPR sejak periode lalu, tidak bisa dilihat sebagai satu kasus saja. Harus dipikirkan solusi yang bisa menyelesaikan masalah, agar kasus tidak terulang-ulang. "Karena rawan akan transaksi-transaksi yang sebenarnya tidak perlu terjadi," kata Ronald.
Direktur Monitoring, Advokasi, dan Jaringan Program Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia (PSHK), Ronald Rofiandri mengatakan, sebelum Panja Anti Mafia Anggaran dibentuk, sebaiknya seluruh fraksi menyepakati dulu urgensi dan target yang ingin dicapai.
Baca Juga:
"Panja tersebut seharusnya dapat diposisikan sebagai langkah koreksi dan upaya menemukan desain mekanisme penganggaran yang imun atau kebal terhadap bekerjanya virus-virus mafia anggaran," kata Ronald, kepada JPNN, Rabu (27/7).
Baca Juga:
JAKARTA -- Menyikapi sorotan dugaan proses penganggaran dana stimulus infratruktur yang berakibat bocornya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BERITA TERKAIT
- Jateng Muda Banyumas Deklarasi Menangkan Luthfi-Yasin di Pilkada 2024
- Mardiono Ajak Kader PPP Kerja Maksimal Menangkan Pilkada di NTB
- Ribuan Buruh Surabaya Bersemangat Memenangkan Khofifah-Emil
- Pamatwil Polda Riau Tinjau Kesiapan Pengamanan Pilkada 2024 di Rokan Hulu
- Ikut Kampanye Luthfi-Yasin, Jokowi: Saya Datang karena Saya Dukung
- Kiai Ma'ruf: PKB Konsisten Memperjuangkan Nilai-Nilai Keberagaman