Panopticon

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Panopticon
Ilustrasi PPKM. Foto: Ricardo/JPNN.com

Di zaman Orde Baru, kekuasaan otoriter melakukan pengawasan menyeluruh dari pusat sampai jauh ke pelosok desa. Tidak ada organisasi yang tidak terpantau oleh kekuasaan, tidak ada perorangan yang lepas dari pengawasan.

Semua organisasi menjadi bagian dari korporatisme negara, dan semua individu menjadi bagian dari pengawasan kolektif oleh Big Brother.

Di era modern sekarang manusia diawasi oleh CCTV, televisi sirkuit di mana-mana. Kompleks perumahan, kantor-kantor, toko-toko, tempat ibadah, dan perempatan jalan penuh dengan CCTV yang mengawasi.

Bahkan, ketika tertempel pengumuman ‘’Tempat Ini Dilengkapi dengan CCTV’’ orang sudah merasa diawasi, meskipun tidak terlihat ada kamera pengawas di sekitarnya.

Dalam tradisi agama Tuhan bersifat omnipresenst, ada di mana-mana, hadir di mana-mana. Tuhan adalah zat yang bisa mengetahui gerak-gerik kita, di mana pun dan kapan pun.

Karena itu kita mematuhi perintah Tuhan dan menjauhi larangan. Ketika melakukan kesalahan kita akan cepat-cepat meminta ampun.

Dalam dunia yang penuh dengan dominasi maskulin, perempuan merasa selalu diawasi penampilannya oleh laki-laki. Karena itu para perempuan patuh menjaga kondisi tubuh dengan minum jamu galian singset, sari rapet, susut perut, berdiet, dan beraerobik.

Ketika ada bagian wajahnya yang kurang menarik dia melakukan oplas, operasi plastik demi meningkatkan kecantikannya.

PPKM, lockdown, atau apa pun namanya, telah menempatkan manusia di bawah pengawasan total.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News