Panopticon
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Sistem Panopticon sudah berjalan secara global. Pagebluk Covid 19 ini menegaskan kehadiran Panopticon dalam kehidupan kita.
Yang kita alami sekarang ini adalah pemenjaraan massal akibat pagebluk Covid 19.
Semua orang dipaksa untuk percaya bahwa virus itu ada. Dan setiap orang dipaksa untuk masuk Panopticon yang dibangunnya sendiri di rumah-rumah pribadi.
Layaknya status penghuni Panopticon, manusia sekarang punya status masing-masing sesuai dengan tingkat keterjangkitannya. Ada menjadi pasien parah sampai harus dibantu dengan oksigen dan transfusi darah.
Ada yang bergejala ringan, ada yang tanpa gejala. Semuanya terpantau. Ketika seseorang terjangkiti tanpa gejala, dia masuk kategori sebagai ODP, Orang Dalam Pantauan.
Bahkan ketika kita sedang melakukan isoman sendirian, terisolasi di dalam kamar, kita tetap patuh makan teratur, minum vitamin, istirahat cukup, dan dengan sukarela menjemur diri.
Tingkat kepatuhan kita terhadap Panopticon sudah selevel dengan kepatuhan kepada Tuhan.
Orang yang berpuasa tidak akan makan minum, meskipun ada makanan dan tidak ada orang lain yang melihat. Orang yang isoman juga tidak akan makan sembarangan meskipun semua tersedia. Mereka taat dan patuh karena ada mekanisme pengawasan Panopticon.
PPKM, lockdown, atau apa pun namanya, telah menempatkan manusia di bawah pengawasan total.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN