Pansel KPK Wanita Semua, Abdullah Hehamahua: Kiamat Sudah Dekat

jpnn.com - JAKARTA - Pilihan Presiden Joko Widodo terkait anggota panitia seleksi (pansel) calon pimpinan KPK mendapat reaksi sangat keras dari Abdullah Hehamahua. Mantan penasihat KPK ini mengecam tidak adanya satu laki-laki pun yang jadi anggota pansel.
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Kiamat sudah makin dekat!," kata Abdullah menjawab pertanyaan wartawan melalui pesan singkat, Kamis (21/5).
Abdullah mendasari sentimen negatifnya itu pada ajaran agama Islam. Menurutnya, Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa wanita tidak bisa mengurus negara.
"Maaf, saya seorang muslim dan selalu berusaha menjadi muslim yang baik, sehingga yakin akan pernyataan Nabi Muhammad yang pernah mengatakan: "barang siapa yang menyerahkan urusahan pemerintahan kepada perempuan, maka tunggulah kehancuran"," paparnya.
Abdullah mengaku benar-benar gusar melihat pilihan Jokowi. Pasalnya, kualitas anggota pansel sangat menentukan kinerja KPK dan pemberantasan korupsi di Indonesia secara keseluruhan.
"Bukan cuma tidak maksimal, tetapi akan menuju kehancuran. Karena emansipasi perempuan itulah negara akan menuju kehancuran," tegas pria yang sempat dikabarkan menjadi salah seorang kandidat anggota pansel ini.(dil/jpnn)
JAKARTA - Pilihan Presiden Joko Widodo terkait anggota panitia seleksi (pansel) calon pimpinan KPK mendapat reaksi sangat keras dari Abdullah Hehamahua.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 60 Influencer Terpilih Jadi Penebar Kebaikan Hijab Tiebymin
- Peradi Tingkatkan Kemampuan Anggota dengan Hadirkan Advokat Luar Negeri
- Paksa Kepala Daerah Ikut Retret, Prabowo Ingin Meniru Rezim Orde Baru
- Pengamat: Retret Kepala Daerah Bukan Demi Kesejahteraan Rakyat, Tetapi Investasi Politik Prabowo
- Rano Karno Sebut Pramono Anung Sudah di Magelang, Ikut Retret Kepala Daerah?
- Dosen UIN Raden Fatah Sebut Asas Dominus Litis Bisa Timbulkan Monopoli Hukum