Pantai Melayu

Oleh: Dahlan Iskan

Pantai Melayu
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Tentu akan ada jalan keluar yang terbaik. Saya dengar mereka tidak menolak proyek besar itu tetapi apakah harus digusur. Bukankah mereka hanya secuil dari hamparan lahan satu pulau yang begitu besar.

Penduduk asli itu belum tentu mau dipindahkan ke Pulau Galang. Ke dekat bekas penampungan pengungsi Vietnam. Tetapi jangan sampai juga proyek ini batal. Masalahnya, peletakan batu pertamanya tinggal kurang dari satu bulan lagi. Apakah mereka sudah harus pergi sebelum itu?

Presiden Jokowi punya kiat "ganti untung". Misalnya untuk jalan tol. Tentu ada kiat serupa untuk Rempang. Jangan sampai ada tekanan kepada mereka. Demokrasi memang tidak mungkin memprosesnya dalam waktu yang begitu pendek.

Maka jalan pintas kelihatannya akan juga dilakukan di Rempang.

Saya belum juga punya ide akan ke mana. Mobil terus melaju ke arah Pulau Galang. Lalu ada tanda panah di pinggir jalan: Pantai Melayu 1.
"Ke situ saja," ujar Marganas.

Di situlah lokasi salah satu kampumg tua di Rempang. Pantai Melayu 1 adalah tempat rekreasi lokal di Batam. Dikelola oleh kampung itu sendiri.

Pantainya berpasir putih, berpohon-pohon kelapa, bertenda-tenda, dan tidak jauh dari jalan raya. Tidak sampai 500 meter. Lagi sepi. Hari kerja. Kalau akhir pekan ramai sekali.

Terlihat ada proyek masjid di situ. Pilar-pilarnya sudah jadi. Kelihatannya untuk menggantikan masjid kecil di dekatnya. Bangunan masjid itu dihentikan. Toh semua saja harus pindah ke Pulau Galang.

Saya tidak sampai 5 menit di Pantai Melayu 1. Waktu sudah mepet. Jangan sampai ketinggalan feri ke Singapura. Mohamed Salah sudah kangen saya: siapa tahu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News