Pantang Menyerah, Jadi Juru Parkir demi Biaya Kuliah

jpnn.com - Merasa kesulitan mencari pekerjaan bermodal ijazah SMP, Iwan Setiawan (25) mengikuti pendidikan kejar paket untuk memperoleh ijazah SMA. Warga Perumnas Condong Catur, Sleman, Yogyakarta itu pun rela menjadi juru parkir untuk membiayai pendidikannya hingga perguruan tinggi.
VITA WAHYU HARYANTI, Sleman
TIDAK semua orang dengan mudah mendapatkan kesempatan mencicipi bangku sekolah. Kendala biaya menjadi salah satu alasannya. Ada pula yang merasa pendidikan tidak terlalu penting untuk masa depan.
Namun, berbeda dengan pria berbadan kurus ini. Iwan -nama panggilannya- sadar bahwa penting untuk hidup sejahtera di masa depan. Walau terkendala biaya, Iwan yang ditinggal orang tuanya sejak kecil tak patah semangat mencari rezeki yang halal.
Menjadi juru parkir dan pekerjaan serabutan Iwan jalani untuk membiayai sekolahnya. Sebelumnya, Iwan hanya mempunyai ijazah SMP saja. Dia pun merasa kesulitan mencari pekerjaan yang layak.
”Saya berpikir, paling tidak saya harus dapat ijazah SMA,” katanya kepada Jawa Pos Radar Jogja.
Berbekal informasi yang diberikan salah satu teman, Iwan mulai mengikuti sekolah kejar paket C pada 2012 lalu. ”Selama masih ada kesempatan dan masih diberi kemampuan yang lebih dari Tuhan, saya ambil dan jalani saja,” ungkapnya.
Iwan yang sejak kecil tinggal bersama neneknya, Rohima (80) yang merupakan pensiunan RRI hanya bisa mengandalkan diri sendiri untuk meraih mimpinya memperoleh ijazah SMA. ”Hasil kerja dari menjadi juru parkir saya pakai untuk biaya sekolah kejar paket,” ungkapnya.
Merasa kesulitan mencari pekerjaan bermodal ijazah SMP, Iwan Setiawan (25) mengikuti pendidikan kejar paket untuk memperoleh ijazah SMA. Warga Perumnas
- Sekolah Rakyat
- Aksi Nyata Avoskin Suarakan Hidup Eco Conscious Lewat Trail Run
- Fitur Kantong UMKM Memberi Banyak Kemudahan bagi Pelaku Usaha Yogyakarta
- PT KAI Buka Suara Soal Penolakan Warga Jogja yang Terdampak Penataan Stasiun Lempuyangan
- Warga Terdampak Rencana Modernisasi Stasiun Lempuyangan Ogah Digusur
- Respons Kebijakan Impor AS Yogyakarta Harus Adaptif