Panti Pijat Tradisional Plus-plus Nekat Buka di Bulan Ramadan
Menurut Shinto, anak buah tersangka memang sempat menolak lantaran takut ditangkap.
“Tersangka ini mengancam jika mereka tidak masuk, maka bulan depan akan dikeluarkan dari panti pijat itu,” paparnya.
Saat diperiksa, Suwarti mengakui memang sejak bulan Ramadan dia tidak pernah menutup usahanya. Bahkan dia membuka praktik seperti biasanya yakni jam 09.0021.00 WIB.
Dia mengaku nekat buka lantaran harus memenuhi target dari pimpinannya. “Sekalian untuk modal buat mudik lebaran, sehingga saya mengajak teman-teman untuk tetap buka,” jelasnya.
Suwarti menjelaskan untuk satu kali pijat, pelanggan dikenakan biaya Rp 100 ribu. Namun jika pelanggan ingin berhubungan intim, mereka harus mengaluarkan uang sampai Rp 500 ribu tergantung kesepakatan antara anak buahnya dan pelanggan.
“Dari hasil tersebut, saya mendapat 40 persen dari jumlah yang dibayarkan pelanggan kepada anak buah saya,” terang wanita asal Trenggalek.(yua/no)
SURABAYA - Ada saja pengelola panti pijat tradisional alias pitrad yang nakal selama bulan ramadan. Meski sudah ada aturan yang melarang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tim Penasihat Hukum Harvey Moeis Minta Hakim Bijaksana Ambil Keputusan
- Pria Pembacok Tetangga di Nagan Raya Ditangkap, Begini Kejadiannya
- Pelaku Utama Laboratorium Narkotika Rahasia di Bali Asal Ukraina
- Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Seorang Janda di Lampung Selatan, Ternyata
- Hamili Janda, Cahyo Tak Mau Tanggung Jawab, Hal Keji Terjadi
- Janda Minta Tanggung Jawab Gegara Dihamili, Nasibnya Berujung Tragis