Paparan di Debat Jadi Gambaran Cara Capres Perlakukan Rakyat

jpnn.com - JAKARTA - Kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) merasa semakin percaya diri dengan debat edisi terakhir calon presiden-calon wakil presiden yang digelar Sabtu (5/7) malam di Jakarta. Menurut Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto, debat bertema “Pangan, Energi dan Lingkungan” itu semakin menunjukan beda antara pasangan capres nomor urut 2 itu dengan pasangan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam menempatkan rakyat.
Hasto mengatakan, debat itu telah menunjukkan bagaimana kedua pasang capres memperlakukan rakyat. “Ada pasang capres yang memperlakukan rakyat hanya sebatas mulut yang butuh makan. Sebaliknya, Jokowi sangat mengerti kehidupan rakyat Indonesia. Karenanya Jokowi tidak pernah sedikitpun memandang rendah rakyatnya," kata Hasto di Jakarta, Sabtu (5/6) malam.
Menurutnya, selama ini justru rakyat menanggung akibat kebijakan yang harusnya bisa dikoreksi Hatta Rajasa saat menjadi menteri koordinator perekonomian. Misalnya soal kebijakan impor daging sapi.
Hasto mengatakan, saat ini harga daging sapi masih tinggi. “Dan itu rakyat yang harus menanggungnya,” ucapnya.
Wakil Sekjen PDI Perjuangan itupun menegaskan bahwa pasangan Jokowi-JK menempatkan rakyat sebagai kesatuan jiwa dan raga. “Rakyat bukan hanya aspek mulut saja. Dengan blusukan Pak Jokowi menempatkan rakyat sebagai pemilik negeri yang harus didatangi oleh pemimpinnya," pungkasnya.(ara/jpnn)
JAKARTA - Kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) merasa semakin percaya diri dengan debat edisi terakhir calon presiden-calon wakil presiden yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pegadaian Peduli, Beri Kenyamanan Beribadah di 50 Masjid Dengan Karpet Bersih
- TASPEN Rayakan 62 Tahun Penuh Kepedulian, Beri Bantuan Kursi Roda ke Peserta Pensiun
- AMDK di Bawah Seliter Bernilai Ekonomi & Mudah Didaur Ulang
- Momen Hari Kartini, Andini Anissa Jadi Perempuan Pertama Peraih Gelar Kubestronaut
- Kiprah Kartini Hulu Migas Membangun Ketahanan Energi untuk Negeri
- Bantu Nelayan, HNSI Dorong Pemerintah Pakai Teknologi Alternatif