Paparkan Disertasi, Korban Lapindo Berapi-api
Sabtu, 31 Juli 2010 – 14:00 WIB
MALANG - Apa jadinya jika salah seorang korban lumpur Lapindo Sidoarjo membuat disertasi? Judul disertasinya pun masih erat kaitannya dengan musibah besar yang dialaminya. Inilah yang terlihat dari ujian disertasi Abdul Rokhim, mahasiswa program doktor Ilmu Hukum, Fakultas Hukum (FH) Universitas Brawijaya (UB), Kamis (29/7) kemarin. Meski menuntut pemerintah bertanggungjawab, Rokhim menegaskan bukan berarti semua dibebankan pada pemerintah. "Perlu ada rekonstruksi tanggung jawab negara," ujarnya. Maksudnya, negara harus membebankan tanggung jawab sepenuhnya kepada kontraktor untuk membayar ganti rugi dan pemulihan lingkungan. "Kalau semua dibebankan pada pemerintah, APBN bisa jebol," ungkapnya.
Dalam presentasinya, tak jarang Rokhim terlihat berapi-api. Dalam disertasi berjudul Tanggung Jawab Negara Terhadap Korban Kerusakan Lingkungan Hidup (Kasus Semburan Lumpur Panas di Sekitar Area Eksplorasi PT Lapindo Brantas di Sidoarjo Jawa Timur), dosen Universitas Islam Malang (Unisma) ini mengatakan bahwa pemerintah harus bertanggungjawab terhadap musibah yang terjadi di Sidoarjo.
Baca Juga:
"Dari awal pemerintah sudah salah memberi izin, karena wilayah tersebut bukan penambangan, melainkan pertanian," ungkap Rokhim yang rumahnya mulai terendam lumpur pada Agustus 2006 lalu. Selain itu, kurangnya pengawasan terhadap aktivitas penambangan juga menjadi penyebab terjadinya musibah.
Baca Juga:
MALANG - Apa jadinya jika salah seorang korban lumpur Lapindo Sidoarjo membuat disertasi? Judul disertasinya pun masih erat kaitannya dengan musibah
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Malang Menggagalkan Pengiriman 414.920 Batang Rokok Ilegal
- Puskesmas Jomin Terima Ambulans Modern dari Peruri
- Edarkan Narkoba di Muara Enim, Pria Ini Akhirnya Ditangkap
- Farhan Upayakan Penerbangan Komersil Bandara Husein Sastranegara Aktif Lagi
- Pak Ihsan Menyinggung Honorer jadi PPPK Paruh Waktu, Minta Tambahan Anggaran
- Prabowo Luncurkan Makan Bergizi Gratis, Pedagang Kantin Sekolah Menangis