Papua Nugini: Australia Tak Perlu Takut Pengaruh China

Menlu Pato mengatakan sejarah panjang negaranya dalam menerima bantuan dari Australia mengajarkan bagaimana menilai dan mengelola dana asing.
"Dengan pengalaman bersama Australia, kami akan bekerja sama dengan semua mitra pembangunan lainnya untuk memastikan agar prosesnya benar," katanya.
"Akan ada beberapa proyek yang memiliki tantangan, tapi kita akan berhasil mengatasi tantangan tersebut."
PNG gagal mengelola pembangunan yang didanai China
Pengalaman terakhir menunjukkan badan-badan pemerintah Papua Nugini telah gagal mengelola beberapa pembangunan infrastruktur utama yang didanai pinjaman lunak.
Salah satu contohnya adalah proyek Lae Tidal Basin, perluasan pelabuhan terbesar Papua Nugini dengan nilai mencapai $390 juta, sekitar Rp 3,9 triliun yang dibangun oleh China Harbour Engineering Company milik negara China.
Biaya proyek lewat pinjaman lunak dari Asian Development Bank (ADB), telah membengkak $170 juta, sekitar Rp 1,7 triliun karena masalah teknik.
Penilaian ADB menemukan proyek tersebut gagal melakukan pengujian efisiensi, efektivitas dan keberlanjutan dan laporannya menyebutkan proyek tersebut "kurang berhasil".

ABC News: Eric Tlozek
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia