Papua Nugini: Australia Tak Perlu Takut Pengaruh China
Menlu Pato mengatakan sejarah panjang negaranya dalam menerima bantuan dari Australia mengajarkan bagaimana menilai dan mengelola dana asing.
"Dengan pengalaman bersama Australia, kami akan bekerja sama dengan semua mitra pembangunan lainnya untuk memastikan agar prosesnya benar," katanya.
"Akan ada beberapa proyek yang memiliki tantangan, tapi kita akan berhasil mengatasi tantangan tersebut."
PNG gagal mengelola pembangunan yang didanai China
Pengalaman terakhir menunjukkan badan-badan pemerintah Papua Nugini telah gagal mengelola beberapa pembangunan infrastruktur utama yang didanai pinjaman lunak.
Salah satu contohnya adalah proyek Lae Tidal Basin, perluasan pelabuhan terbesar Papua Nugini dengan nilai mencapai $390 juta, sekitar Rp 3,9 triliun yang dibangun oleh China Harbour Engineering Company milik negara China.
Biaya proyek lewat pinjaman lunak dari Asian Development Bank (ADB), telah membengkak $170 juta, sekitar Rp 1,7 triliun karena masalah teknik.
Penilaian ADB menemukan proyek tersebut gagal melakukan pengujian efisiensi, efektivitas dan keberlanjutan dan laporannya menyebutkan proyek tersebut "kurang berhasil".
- Kabar Australia: Telur Langka, Supermarket Membatasi Pembelian
- Kasus Penyerangan Perempuan Dengan Air Keras Dikaitkan Dengan Motif Balas Dendam
- Dunia Hari Ini: Amerika Mengatakan Ada Kemajuan Dalam Mediasi Gencatan Senjata Israel-Hamas
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun